tag:blogger.com,1999:blog-89559706624905774842024-03-14T14:23:23.331+07:00Definienda.com | Pusat Definisi dan Informasi MayaAgus Priyono - Bangka Belitunghttp://www.blogger.com/profile/13756042705855589797noreply@blogger.comBlogger72125tag:blogger.com,1999:blog-8955970662490577484.post-29978209713734183992019-12-10T10:22:00.001+07:002019-12-10T12:11:30.070+07:00ASN (Aparatur Sipil Negara)<div style="text-align: justify;">
<i>Definienda</i>: Lama tak mengelola blog, terutama defiienda. Kali ini saya mencorat-coret sebuah posting tentang birokrasi di Indonesia. Birokrasi di Indonesia, yang menjalankan atau penggeraknya adalah mayoritas ASN atau Aparatur Sipil Negara. Konsep ASN muncul setelah diundangkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Menurut regulasi yang disahkan 15 Januari 2014 ini (Lembaran Negara RI Tahun 2014 Nomor 6, TLN Nomor 5494), yang dimaksud ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Sedangkan yang dimaksud Pegawai ASN adalah adalah pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxuL7BDLpl0Q9e-A0H15ry3tDHNS-OohcXvaWrkQmeAV0XHqYzGbKVXhWYEzIssHU79pzh8N07ouC1QQcLFfWD3A6z3sshzrjrS5B7JATYsiun_8DXJ-OPKnVMkCEFoy8Ss4Vyqwvn50_m/s1600/WhatsApp+Image+2019-12-10+at+10.17.25.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" border="0" data-original-height="721" data-original-width="1280" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxuL7BDLpl0Q9e-A0H15ry3tDHNS-OohcXvaWrkQmeAV0XHqYzGbKVXhWYEzIssHU79pzh8N07ouC1QQcLFfWD3A6z3sshzrjrS5B7JATYsiun_8DXJ-OPKnVMkCEFoy8Ss4Vyqwvn50_m/s400/WhatsApp+Image+2019-12-10+at+10.17.25.jpeg" title="ASN Pemkab Bangka Mengikuti Apel" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">ASN Pemkab Bangka mengikuti apel</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pegawai ASN sendiri terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, yaitu adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, dan PPPK yaitu warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, di Indonesia untuk aparatur sipil terdapat Pegawai ASN yang terdiri dari PNS dan PPPK sebagai penggerak birokrasi dan tugas-tugas fungsional lainnya.<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
Sungailiat, 09122019</div>
</div>
Agus Priyono - Bangka Belitunghttp://www.blogger.com/profile/13756042705855589797noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955970662490577484.post-56447088829958483432016-12-08T23:38:00.000+07:002019-12-10T11:02:39.252+07:00Alumnus dan Alumni: Dua Kata yang Sering Salah Penggunaannya<i>Definienda</i>:: Liburan Akhir tahun, atau lebaran biasanya kesempatan yang digunakan oleh sekelompok orang atau komunitas untuk mengadakan perkumpulan dengan berbagai tajuk, atau tema yang tujuannya ialah silaturahmi dengan judul yang tertulis di spanduk/banner apapun bunyinya misalnya "Temu Kangen Alumni SMP Negeri 1 Dolopo Angkatan 1981 Tahun 2016", "Silaturahmi dan Reuni Alumnus SMP Negeri 1 Dolopo Tahun 1984", dan sebagainya.<br />
<br />
<div class="bokskongkubolang">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLWikzhZvsGpwRvBeK6MgqBredVwhMNCqG5NRNXC9mVKDG1RZTWKeBQBzvIRWjiWITvFjuRuKieZomLyXRMGREHKSb7LCp4NAkBTyySGFDo04T51wqLoCMjGeTExrJoQKVAwzm01CrnE-N/s320/logo.jpg" style="height: 500px; margin: 10px auto; width: 500px;" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Logo kaos Reuni Alumni SMP Negeri 1 Dolopo Angkatan 1981 Tahun 2016</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<br />
Permasalahannya ketika kita sebagai salah satu pemrakarsa atau katakanlah panitia kegiatan dimaksud mendapat pertanyaan, manakah yang benar dan tepat pemakaian kata alumni dan alumnus? Dua kata yang seringkali salah penempatan/pemakaian dalam sebuah kalimat. Sebenarnya dua kata (alumni dan alumnus) dimaksud baku untuk digunakan jika penempatannyapun tepat dan benar sesuai maknanya. Artinya, sebelum kita terlanjur menulis judul/menamai sebuah perhelatan kumpul-kumpul atau pertemuan silaturahmi dengan sesama teman-teman yang pernah satu angkatan satu perguruan tinggi/sekolah/diklat, seyogyanya memahami makna kedua kata alumni dan alumnus/<br />
<br />
Kata <i>alumni</i>, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) adalah "<i><u>orang-orang</u> yang telah mengikuti atau tamat dari suatu sekolah atau perguruan tinggi</i>". Selanjutnya kata <i>alumnus </i>menurut KKBI adalah "<i><u>orang</u> yang telah mengikuti atau tamat dari suatu sekolah atau perguruan tinggi</i>". Dari pengertian kedua kata tersebut di atas jelas maknanya tidak sama. Kata alumni bermakna jamak (<i>orang-orang yang..</i>.), sedangkan alumnus bermakna tunggal (<i>orang yang ...</i>).<br />
<br />
Berikut contoh pemakaian kata <b><u>alumni</u></b> yang benar dan yang tidak benar.<br />
<table border="0" cellpadding="8" style="width: autopx;">
<tbody>
<tr>
<td style="width: auto;">Benar</td>
<td>Herlin, Ninit, Lilis, Heri adalah tamatan SMP Negeri 1 Dolopo Tahun 1984. <u><b><i>Mereka berempat</i> </b></u>adalah <b><i><u>alumni</u></i></b> angkatan Tahun 1984</td>
</tr>
<tr>
<td>Tidak Benar</td>
<td>Herlin, Ninit, Lilis, Heri adalah tamatan SMP Negeri 1 Dolopo Tahun 1984. Mereka berempat adalah alumnus angkatan Tahun 1984</td>
</tr>
</tbody></table>
<br />
Berikut contoh pemakaian kata <u><b>alumnus </b></u>yang benar dan yang tidak benar.<br />
<table border="0" cellpadding="8" style="width: autopx;">
<tbody>
<tr>
<td style="width: auto;">Benar</td>
<td>Herlin adalah tamatan SMP Negeri 1 Dolopo Tahun 1984. <u><b><i>Ia</i> </b></u>adalah <b><i><u>alumnus</u></i></b> angkatan Tahun 1984</td>
</tr>
<tr>
<td>Tidak Benar</td>
<td>Herlin adalah tamatan SMP Negeri 1 Dolopo Tahun 1984. Ia adalah <b>alumni</b> angkatan Tahun 1984</td>
</tr>
</tbody></table>
<br />
Demikianlah, semoga bermanfaat.<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
Jakarta, 8122016</div>
Agus Priyono - Bangka Belitunghttp://www.blogger.com/profile/13756042705855589797noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955970662490577484.post-35863339165848133332016-11-26T10:28:00.000+07:002016-12-07T11:24:03.770+07:00Yang Dimaksud dengan Rush Money<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><i>Definienda</i>: Akhir November 2016 berbagai media cetak dan elektronik memberitakan Kepolisian RI telah menangkap seorang guru SMK di Jakarta yang disangka sebagai seseorang yang telah melakukan provokasi dengan tindakan menghimbau agar masyarakat yang memiliki tabungan di suatu bank untuk menarik uang dari tabungannya secara masive, yang selanjutnya disebut sebagai <i>Rush Money</i> melalui media sosial <i>online</i>. Beberapa teman saya menyebutnya <i><b>Rush Money</b></i> <b>2511. </b></span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<br />
<center>
<div class="tans1">
<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7b7vapsNva1WlPHJ5Wg-zIOAwCCiH2XHZev9IkkgquVyopJx9zyP29bzWHlJfV5dt5dR5q54k3JjHri0N9HdCQ4VQViBZnigabrJyT2eSdu2pqpaRTlZt08QXEnWsjFEgWGWNAJFwQw2C/s320/20161207_110332.jpg" style="float: center; height: 150px; margin: 0px 10px 10px 0px; width: auto;" />
<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicv4mllaaNgjlUTUr5Etvj6LdY4w6E9osZzetJXO8TSwQmP0kdjsFd_UjQi8FvKXGCbB5zjqCUZOtjMHq0jo5jpApMhh26E6MHAdW8SGeovpWsuwrXg4Cd_xcCa2h-PvVGccPmnpxRmx62/s320/20161207_110239.jpg" style="float: center; height: 150px; margin: 0px 10px 10px 0px; width: auto;" />
</div>
</center>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Sebenarnya apa yang dimaksud dengan Rush Money? Pendek kata yang dimaksud dengan Rush Money adalah suatu gerakan menarik uang secara bersama-sama dari tabungan masing masing, dan dalam jumlah besar dalam waktu yang hampir bersamaan (massal), bahkan tak jarang uang yang berada di tabungan atau bank di habiskan tak tersisa lagi.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Secara konseptual, penarikan dana massal disebabkan oleh dua faktor. </span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Pertama, kondisi internal perbankan. Saat bank dalam proses menuju kebangkrutan, misalnya, nasabah secara bersama-sama akan menarik dananya. Kasus Bank Duta pada dekade 1990-an menjadi pelajaran penting bank bangkrut karena kesalahan sendiri</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Kedua, kondisi ekonomi yang ekstrem. Pengalaman di Argentina dan Meksiko pada awal 1980-an menjadi bukti konkretnya. Perekonomian kedua negara itu didera krisis utang yang memacu inflasi yang hebat. Akibatnya, rakyat lebih memilih menarik uang tunai dari bank untuk mengejar kenaikan harga</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Bisa juga <b><i>Rush Money</i></b> adalah fenomena sebagai <i>gerakan masyarakat menarik sebagian atau seluruh uang yang tertabung di bank secara bersamaan (massal) dalam waktu yang hampir bersamaan baik melalui ATM atau secara manual melalui kantor-kantor perbankan. Yang menjadi penyebabnya salahsatunya motif diantaranya bisa jadi karena masyarakat kecewa dengan pemerintahan dll</i></span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Analis Ekonomi dan Politik dari Labour Institute Indonesia, Andy William Sinaga menyatakan bahwa <b>Rush Money</b> dapat menyebabkan dampak negatif yang ditinjau dari perspektif ekonomi, sodial dan politik.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<b><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Dampak Ekonomi</span></b><br />
<br />
<ul>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><i>Jika rush money benar-benar dilakukan maka akan timbul kekacauan dalam system perbankan, bank akan mengalami kekurangan uang cash, sehingga dapat menyebabkan gejolak ekonomi terutama dapat menyebabkan krisis moneter.</i></span></li>
</ul>
<br />
<b><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Dampak Sosial</span></b><br />
<br />
<ul>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><i>Sebagai akibat kekacauan sistem perbankan maka akan timbul keresahan masyarakat karena mereka mengalami kesulitan saat membutuhkan persediaan uang tunai dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari/bisnis dan lain sebagainya.</i></span></li>
</ul>
<br />
<b><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Dampak Politik</span></b><br />
<br />
<ul>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><i>Dengan adanya gerakan rush money ini maka iklim politik terutama partai pendukung pemerintah bisa saja menarik konsensus untuk menarik dukungan kepada pemerintahan yang sah.</i></span></li>
</ul>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">*) dari berbagai sumber</span></div>
Agus Priyono - Bangka Belitunghttp://www.blogger.com/profile/13756042705855589797noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955970662490577484.post-79613480299727184582016-09-28T12:45:00.004+07:002016-09-28T12:46:44.304+07:00pH atau potensial Hidrogen adalah...<i>Definienda</i>: <b style="text-align: justify;">Apa sih yang dimaksud pH itu?</b><span style="text-align: justify;"> </span><span style="text-align: justify;">Kata teman saya yang sarjana kimia juga sarjana teknik lingkungan, pH atau</span><span style="text-align: justify;"> </span><i style="text-align: justify;"><b>potensial Hydrogen</b></i><span style="text-align: justify;"> </span><span style="text-align: justify;">merupakan ekspresi dari suatu konsentrasi atau kandungan ion Hidrogen (H+) di dalam air. Besarannya dinyatakan dalam minus logaritma dari konsentrasi ion H.</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Misalnya, jika ahli lingkungan atau kimia air menyatakan air ini pHnya 6, artinya konsentrasi ion H dalam air tersebut 0.000001 bagian dari keseluruhan larutan. Hehehe... biar gini saya dulu juga pernah belajar kimia loh (alumni SMA jurusan A2). Kualitas pH air sesuai hasil test dapat dilihat seperti gambar berikut. pH netral adalah 7.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilQKhY-mLNjvq9QGYUQXtHfjgpMvbNwVz7FD6G6MzKIXo__U5Nrzn06sO3KWjD2lD8LmVp1d8369ubF7Z-dAJPfo0RCC_tl2JlnyielrfDNjUhLqyUtaV92OkA5gxKhf7l5n67LrcG5-HC/s1600/ph+tester.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="167" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilQKhY-mLNjvq9QGYUQXtHfjgpMvbNwVz7FD6G6MzKIXo__U5Nrzn06sO3KWjD2lD8LmVp1d8369ubF7Z-dAJPfo0RCC_tl2JlnyielrfDNjUhLqyUtaV92OkA5gxKhf7l5n67LrcG5-HC/s400/ph+tester.png" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan standar pH air untuk berbagai kebutuhan dapat dilihat di bawah ini<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaMYj9Q9Ca6ChQEGHNDB7VdKybNWPUXcpTlHVAK-r1LDL2XTPl5wwtEJAj8UrdAFz-UkPPzKqx5A7jqOV9K9KQF0f5LL0fCycNe8J-sHvG17rGq_7c8gQoJDcuZg5qAebSYkix5z8RI9co/s1600/standar+pH+air.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="116" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaMYj9Q9Ca6ChQEGHNDB7VdKybNWPUXcpTlHVAK-r1LDL2XTPl5wwtEJAj8UrdAFz-UkPPzKqx5A7jqOV9K9KQF0f5LL0fCycNe8J-sHvG17rGq_7c8gQoJDcuZg5qAebSYkix5z8RI9co/s400/standar+pH+air.jpg" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagi orang awam, pH adalah tingkat keasaman dari air yang dapat diukur dengan menggunakan aparatus pHmeter atau pHtester (kertas lakmus), dll. pH meter dapat anda beli di toko2 peralatan kimia, toko pertanian, pH tester juga dapat anda beli di apotek atau toko peralatan/bahan kimia, terkadang juga tersedia di toko aquarium/ikan hias. pH tester yang isinya cuma 15ml harganya mahal, mendingan beli kertas lakmus di apotek. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap flora atau fauna air (dalam hal ini dibatasi tumbuhan air dan ikan hias/ikan pangan) memerlukan habitat air dengan tingkat pH yang berbeda-beda untuk mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada umumnya flora atau fauna air dapat tumbuh/berkembang pada kisaran pH air 5-7. Bagaimana cara mengukur pH, silahkan beli kertas lakmus di apotek. Jika kesulitan menggunakan, anda dapat minta bantuan kepada teman-teman ahli kimia..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika diketahui pH air kolam/aquarium anda rendah perlu dilakukan tindakan peningkatan kadar pH air, baik secara alami maupun rekayasa kimia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Disini saya akan bercerita bagaimana membuat rekayasa (engineering) meningkatkan pH air secara alami, menggunakan bahan/material yang dapat ditemukan di sekitar, karena saya nilai murah dan aman bagi fauna air (ikan) terutama ikan hias, walaupun prosesnya sedikit lamban.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cara Merekayasa Peningkatan pH Air secara alami</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Menambahkan bubuk/butiran kerikil Terumbu Karang</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Beberapa hari lalu saya ke pantai bersama si kecil, tujuan saya mengajari mereka berpetualang sambil berrekreasi, tujuan terselubungnya mencari pecahan atau serpihan terumbu karang yang terdampar di pantai. Alhasil, satu karung 10 kiloan saya angkut serpihan terumbu karang ke rumah. Saya ambil beberapa, lalu saya tumbuk hingga menjadi butiran kerikil. Butiran klerikil terumbu karang ini saya letakkan di filter aquarium dengan dibungkus kain yang berjaring kasar (saya gunakan kaos kaki spandex bekas yg dicuci bersih) tujuannya untuk meudahkan bongkar pasang berikutnya.</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
Mengapa Terumbu Karang? Menurut pengakuan teman saya yang alumnus teknik lingkungan, terumbu karang diyakini mengandung mineral CaCO3 (Kalsium karbonat) atau bahasa awamnya batu kapur. Batu kapur diyakini dapat menurunkan keasaman air.</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="text-align: justify;"><br /></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="text-align: justify;"><b>2. Menambahkan butiran atau pecahan Batu Lime Stone (Gamping - CaCO3)</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="text-align: justify;"><br /></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="text-align: justify;">Batu gamping banyak ditemukan di Pulau Jawa, bahkan di hampir setiap toko bangunan dijual batu gamping. Kita ketahui bahwa batu gamping banyak mengandung </span><span style="text-align: justify;">unsur kimia Kalsium Karbonat (CaCO3) untuk meningkatkan alkalinitas air. Namun, jika kita sulit menemukan batu gamping </span><span style="text-align: justify;">cangkang kerang, cangkang lokan dapat kita tumbuk hingga menjadi butiran kerikil, prinsipnya tetap seperti cara diatas. Bisa juga kerikil batu kapur </span><span style="text-align: justify;">atau pecahan cangkang kerang tersebut dikemas secara rapi/cantik dan aerasi dipasang melalui batu kerikil pecahan kerang tersebut. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>3. Menambahkan bubuk/pecahan/kerikil mineral dolomite</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerikil pecahan batu <a href="http://manfaat.co.id/manfaat-dolomit">dolomite</a> secara makro dapat dijadikan hiasan (aksesoris) aquarium atau aquascape sebagai dasar media tanam. Atau biarkan ditata sedemikian rupa agar tampak indah, tidak terkesan berantakan atau berhamburan seenaknya jika dipasang di aquarium/aquascape. Batu dolomite dapat anda beli di toko aquarium. Kebetulan saya pernah membelinya di salah satu toko aquarium di kota Tanjung Pandan - Pulau Belitong.<br />
<br />
<br />
*) dari berbagai sumber<br />
<br />
Terima kasih Ir. Dwi Kurniawati, dan H. Irwan Effendi ST atas <i>share </i>ilmunya</div>
Agus Priyono - Bangka Belitunghttp://www.blogger.com/profile/13756042705855589797noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955970662490577484.post-81255592293652667762016-09-28T12:22:00.002+07:002016-09-28T12:27:06.345+07:00Kecerdasan adalah...<i>Definienda</i>: Hubungan manusia dengan lingkungannya sangat dipengaruhi dengan kemampuannya dalam beradaptasi. Menurut bahasa, pengertian kecerdasan atau inteligensi diartikan sebagai kemampuan umum dalam memahami hal-hal yang abstrak. Sedangkan menurut istilah, inteligensi didefinisikan sebagai kesanggupan seseorang untuk beradaptasi dengan berbagai situasi dan dapat diabstraksikan pada suatu kualitas yang sama<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgf9dO2OI-tYhj6EyWcEXt4nF3sD6OYdpOaJCBgXiwyqwF5Fbjy2gz4hp53VhcYh8wnIVa2sHhoqXtA8CFrbuDbTloEMGUAO46r53l2ffPNwzUoiU2tswwjLs7yVyu1t8TIrAF_8gyOhSkN/s1600/cerdas.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgf9dO2OI-tYhj6EyWcEXt4nF3sD6OYdpOaJCBgXiwyqwF5Fbjy2gz4hp53VhcYh8wnIVa2sHhoqXtA8CFrbuDbTloEMGUAO46r53l2ffPNwzUoiU2tswwjLs7yVyu1t8TIrAF_8gyOhSkN/s320/cerdas.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sumber: https://sg.theasianparent.com/10-traits-of-a-well-rounded-child/</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Menurut Howard Gardner (dalam Linda Campbell, Dee Dickinson, 2002) kecerdasan adalah sebagai berikut :<br />
<br />
<ol>
<li>Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia</li>
<li>Kemampuan untuk menghasilkan pesoalan-persoalan baru untuk diselesaikan</li>
<li>Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang akan menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang.</li>
</ol>
<br />
<b>Beberapa Macam Kecerdasan</b><br />
<br />
Theory of Multiple Intelegence yang dikemukakan oleh Gardner (Linda Campbell,Dee Dickinson, 2002 ) menjelaskan bahwa kecerdasan itu terdiri dari 7 ( tujuh ) tife kecerdasan yaitu :<br />
<br />
<ol>
<li>Linguistic Intelegence (kecerdasan Lingusitik ), adalah kemampuan untuk berpikir dalam bentuk kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan menghargai makna yang kompleks. Para pengarang, penyiar berita , penyair, jurnalis ; memiliki kecerdasan linguistik ).</li>
<li>Logical Mathematical Intelegence (kecerdasan logika matematika) merupakan kemampuan dalam menghitung, mengukur dan mengembangkan proposisi dan hifothesis serta menyelesaikan operasi-operasi matematis.</li>
<li>Spatial Intelegence ( Kecerdasan spasial ) membangkitkan kapasitas berpikir dalam tiga cara dimensi seperti yang dapat dilakukan pelaut, pilot, pemahat, pelukis. Kecerdasan ini memungkinkan seseorang untuk merasakan bayangan eksternal dan internal, melukiskan kembali, merubah, atau memodifikasi bayangan, mengemudikan diri sendiri dan obyek melalui ruangan dan menghasilkan atau menguraikan informasi grafik.</li>
<li>Bodily – Kinesthetic Intelegence ( kecerdasan kinestetik-tubuh ) memungkinkan seseorang untuk menggerakan obyek dan keterampilan-keterampilan fisik yang halus. Jelas kelihatan pada diri atlet, penari, ahli bedah , dan seniman yang mempunyai keterampilan teknik.</li>
<li>Musical Intelegence ( kecerdasan musik ) jelas kelihatan pada seseorang yang memiliki sensitifitas pada pola titi nada , melodi, ritme dan nada.</li>
<li>Kecerdasan interpersonal intelegence ( kecerdasan interpersonal ) merupakan kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain secara efektif. Hal ini terlihat pada guru, pekerja sosial, artis atau politisi yang sukses.</li>
<li>Intra personal Intelegence ( Kecerdasan Intrapersonal ) merupakan kemampuan untuk membuat persepsi yang akurat untuk diri sendiri dan menggunakan pengetahuan semacama itu dalam merencanakan dan mengarahkan kehidupan seseorang. Beberapa individu yang memiliki kecerdasan semacam ini adalah ahli ilmu agama, ahli fsikologi dan ilmu filsafat.</li>
</ol>
<br />
<br />
Apabila diperhatikan secara cermat teori tentang <i>Multiple Intelegence </i>Gardner di atas sebenarnya merupakan fungsi dari dua belahan otak kita, yakni otak kanan (right brain dan otak kiri (left brai )<br />
<br />
Otak kiri memiliki kemampuan dan potensi untuk memecahkan problem matematika, logis dan fenomenal. Sedangkan otak kanan memiliki kemampuan untuk merespon hal – hal yang bersifat artistik dan abstrak.<br />
<br />
So, otak manakah yang dominan dari diri anda?<br />
<div>
<br /></div>
<br />
<br />
Sumber bacaan:<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "helvetica neue" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px;">Campbell, Linda. </span><span style="background-color: #f9f9f9; color: #333333; font-family: "helvetica neue" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px;"><i>Multiple Intelligences</i>: Metode terbaru melesatkan kecerdasan, </span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "helvetica neue" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px;">Depok: Inisiasi Press, 2002</span>Agus Priyono - Bangka Belitunghttp://www.blogger.com/profile/13756042705855589797noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955970662490577484.post-61356866925716991522016-04-12T21:12:00.001+07:002016-04-12T21:12:58.865+07:00Angka Harapan Hidup (AHH) adalah Definienda: Secara konsep AHH adalah rerata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur" X", pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkngan masyarakatnya.<br />
<br />
Apa kegunaan kita mengukur AHH? Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYPDaqh_l7c7FudXaV8ZuOy4h3UdNj6thph1hzRi5CKEqqF9hiuPo7IT-i8YZ3uTui3qEWItgiKnCDLQRKsFmAuBSssFxuwhlqc0SwWWdUxfK44t_X706VKvGjuhce2weZVnA8p3-km2jb/s1600/burung+animasi.GIF" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYPDaqh_l7c7FudXaV8ZuOy4h3UdNj6thph1hzRi5CKEqqF9hiuPo7IT-i8YZ3uTui3qEWItgiKnCDLQRKsFmAuBSssFxuwhlqc0SwWWdUxfK44t_X706VKvGjuhce2weZVnA8p3-km2jb/s320/burung+animasi.GIF" width="228" /></a></div>
Idealnya AHH dihitung berdasarkan Angka Kematian Menurut Umur (<i>Age Specific Death Rate/ASDR</i>) yang datanya diperoleh dari catatan registrasi mortalitas secara <i>time series</i> sehingga dimungkinkan dibuat tabel Kematian, namun karena sistem registrasi penduduk di Indonesia masih belum berjalan dengan baik maka untuk menghitung AHH digunakan cara tidak langsung dengan program <i><b>Mortpak Lite</b></i>.<br />
<br />Misalnya (Simulasi):<br />AHH yang terhitung untuk Indonesia dari Sensus Penduduk Tahun 1971 adalah 49,7 tahun. Artinya bayi-bayi yang dilahirkan menjelang tahun 1971 (periode 1967-1969) akan dapat hidup sampai 49 atau 50 tahun. Tetapi bayi-bayi yang dilahirkan menjelang tahun 1980 mempunyai usia harapan hidup lebih panjang yakni 52,2 tahun, meningkat lagi menjadi 59,8 tahun untuk bayi yang dilahirkan menjelang tahun 1990, dan bagi bayi yang dilahirkan tahun 2000 usia harapan hidupnya mencapai 65,5 tahun. Dengan demikian peningkatan AHH ini menunjukkan adanya peningkatan kehidupan dan kesejahteraan bangsa Indonesia selama tiga puluh tahun terkahir dari tahun 1970-an sampai tahun 2000.<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
Simulasi diatas disadur dari Sirusa (BPS)</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Temukan definisi dan artikel lainnya hanya di Definienda</div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
Agus Priyono - Bangka Belitunghttp://www.blogger.com/profile/13756042705855589797noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955970662490577484.post-42814797163597031902016-04-04T13:37:00.000+07:002016-05-21T13:39:35.094+07:00Andragogi (Konsep Pendidikan untuk Orang Dewasa) bagian II *)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4KUCy2rkq4ykqov9tfB9A_HHDrk9F_3_wsLOzd1KRWu1PpaatiojvWUsjdEnbxa-j94E98b110-vO7d_tIps4YKcYR0fb1YXr-ox_ODZ_v9twFzErEWber5CyAoUVXu8VtcQd8PGms3H8/s1600/andragogi.png" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="165" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4KUCy2rkq4ykqov9tfB9A_HHDrk9F_3_wsLOzd1KRWu1PpaatiojvWUsjdEnbxa-j94E98b110-vO7d_tIps4YKcYR0fb1YXr-ox_ODZ_v9twFzErEWber5CyAoUVXu8VtcQd8PGms3H8/s400/andragogi.png" width="400" /></a></div>
<i>Definienda</i>: <!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
<w:UseFELayout/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]--><b><span style="color: maroon; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">Kebutuhan Belajar Orang
Dewasa</span></b><br />
<br />
Pendidikan orang dewasa dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, mengenai apapun bentuk isi, tingkatan status dan metoda apa yang digunakan dalam proses pendidikan tersebut, baik formal maupun non-formal, baik dalam rangka kelanjutan pendidikan di sekolah maupun sebagai pengganti pendidikan di sekolah, di tempat kursus, pelatihan kerja maupun di perguruan tinggi, yang membuat orang dewasa mampu mengembangkan kemampuan, keterampilan, memperkaya khasanah pengetahuan, meningkatkan kualifikasi keteknisannya atau keprofesionalannya dalam upaya mewujudkan kemampuan ganda yakni di suatu sisi mampu mengembangankan pribadi secara utuh dan dapat mewujudkan keikutsertaannya dalam perkembangan sosial budaya, ekonomi, dan teknologi secara bebas, seimbang, dan berkesinambungan.<br />
<br />
Dalam hal ini, terlihat adanya tekanan rangkap bagi perwujudan yang ingin dikembangankan dalam aktivitas kegiatan di lapangan. Pertama untuk mewujudkan pencapaian perkembangan setiap individu, dan kedua untuk mewujudkan peningkatan keterlibatannya (partisipasinya) dalam aktivitas sosial dari setiap individu yang bersangkutan. Tambahan pula, bahwa pendidikan orang dewasa mencakup segala aspek pengalaman belajar yang diperlukan oleh orang dewasa, baik pria maupun wanita, sesuai dengan bidang keahlian dan kemampuannya masing-masing.<br />
<br />
Dengan demikian hal itu dapat berdampak positif terhadap keberhasilan pembelajaran orang dewasa yang tampak pada adanya perubahan perilaku ke arah pemenuhan pencapaian kemampuan/keterampilan yang memadai. Di sini, setiap individu yang berhadapan dengan individu lain akan dapat belajar bersama dengan penuh keyakinan. Perubahan perilaku dalam hal kerjasama dalam berbagai kegiatan, merupakan hasil dari adanya perubahan setelah adanya proses belajar, yakni proses perubahan sikap yang tadinya tidak percaya diri menjadi perubahan kepercayaan diri secara penuh dengan menambah pengetahuan atau keterampilannya. Perubahan perilaku terjadi karena adanya perubahan (penambahan) pengetahuan atau keterampilan serta adanya perubahan sikap mental yang sangat jelas, dalam hal pendidikan orang dewasa tidak cukup hanya dengan memberi tambahan pengetahuan, tetapi harus dibekali juga dengan rasa percaya yang kuat dalam pribadinya. Pertambahan pengetahuan saja tanpa kepercayaan diri yang kuat, niscaya mampu melahirkan perubahan ke arah positif berupa adanya pembaharuan baik fisik maupun mental secara nyata, menyeluruh dan berkesinambungan.<br />
<br />
Perubahan perilaku bagi orang dewasa terjadi melalui adanya proses pendidikan yang berkaitan dengan perkembangan dirinya sebagai individu, dan dalam hal ini, sangat memungkinkan adanya partisipasi dalam kehidupan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan diri sendiri, maupun kesejahteraan bagi orang lain, disebabkan produktivitas yang lebih meningkat. Bagi orang dewasa pemenuhan kebutuhannya sangat mendasar, sehingga setelah kebutuhan itu terpenuhi ia dapat beralih ke arah usaha pemenuhan kebutuhan lain yang lebih masih diperlukannya sebagai penyempurnaan hidupnya. Dalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan yang fundamental, penulis mengacu pada teori Maslow tentang piramida kebutuhan sebagai berikut.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhie4adU1lv-Em5Ebh0Csc2MztSZc4bBtvCS9iVvB_BhhZQPbkCKmFos4mYG8KNP3jefHKcrRYxDIUevVccBBm5r84mbLzl_qbX1VGrMfOnMP4ssKfojfpexEMazI2BK8CZFIUFbrK-NIOA/s1600/Teori+Motivasi+Moslow.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="176" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhie4adU1lv-Em5Ebh0Csc2MztSZc4bBtvCS9iVvB_BhhZQPbkCKmFos4mYG8KNP3jefHKcrRYxDIUevVccBBm5r84mbLzl_qbX1VGrMfOnMP4ssKfojfpexEMazI2BK8CZFIUFbrK-NIOA/s400/Teori+Motivasi+Moslow.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
*) Drs. Asmin, M.Pd </div>
<div style="text-align: right;">
Dosen Unimed Medan</div>
Agus Priyono - Bangka Belitunghttp://www.blogger.com/profile/13756042705855589797noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955970662490577484.post-7910661643262195522016-04-03T13:07:00.000+07:002016-05-21T13:40:09.682+07:00Andragogi (Konsep Pendidikan untuk Orang Dewasa) bagian I *)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmgXVNHrO1xuR6aKnmCiQ5rJDOXjJzivR7H2JXKDf-ZH8Jz7fF6bazcqAi9Z5vMkAvp8x4FiRZZBUexM4MGf6R72sUgyKXAxHTAN37I-rsjXNBZB_tg6lVXh6OegN2N-mqmkTN5A48tE-R/s1600/andragogi.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="165" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmgXVNHrO1xuR6aKnmCiQ5rJDOXjJzivR7H2JXKDf-ZH8Jz7fF6bazcqAi9Z5vMkAvp8x4FiRZZBUexM4MGf6R72sUgyKXAxHTAN37I-rsjXNBZB_tg6lVXh6OegN2N-mqmkTN5A48tE-R/s400/andragogi.png" width="400" /></a></div>
<b>Andragogi</b> berasal dari bahasa Yunani aner artinya orang dewasa, dan agogus artinya memimpin. Istilah lain yang kerap kali dipakai sebagai perbandingan adalah pedagogi yang ditarik dari kata paid artinya anak dan agogus artinya memimpin. Maka secara harfiah pedagogi berarti seni dan pengetahuan mengajar anak. Karena itu, pedagogi berarti seni atau pengetahuan mengajar anak maka apabila memakai istilah pedagogi untuk orang dewasa jelas kurang tepat, karena mengandung makna yang bertentangan. Sementara itu, menurut (Kartini Kartono, 1997), bahwa pedagogi (lebih baik disebut sebagai androgogi, yaitu ilmu menuntun/mendidik manusia; aner, andros = manusia; agoo= menuntun, mendidik) adalah ilmu membentuk manusia; yaitu membentuk kepribadian seutuhnya, agar ia mampu mandiri di tengah lingkungan sosialnya.<br />
<br />
Pada banyak praktek, mengajar orang dewasa dilakukan sama saja dengan mengajar anak. Prinsip-prinsip dan asumsi yang berlaku bagi pendidikan anak dianggap dapat diberlakukan bagi kegiatan pendidikan orang dewasa. Hampir semua yang diketahui mengenai belajar ditarik dari penelitian belajar yang terkait dengan anak. Begitu juga mengenai mengajar, ditarik dari pengalaman mengajar anak-anak misalnya dalam kondisi wajib hadir dan semua teori mengenai transaksi guru dan siswa didasarkan pada suatu definisi pendidikan sebagai proses pemindahan kebudayaan. Namun, orang dewasa sebagai pribadi yang sudah matang mempunyai kebutuhan dalam hal menetapkan daerah belajar di sekitar problem hidupnya.<br />
<br />
Kalau ditarik dari pengertian pedagogi, maka andragogi secara harfiah dapat diartikan sebagai seni dan pengetahuan mengajar orang dewasa. Namun, karena orang dewasa sebagai individu yang dapat mengarahkan diri sendiri, maka dalam andragogi yang lebih penting adalah kegiatan belajar dari siswa bukan kegiatan mengajar guru. Oleh karena itu, dalam memberikan definisi andragogi lebih cenderung diartikan sebagai seni dan pengetahuan membelajarkan orang dewasa.<br />
<br />
Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus pendidikan orang dewasa dikemukakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam membantu negara-negara yang baru merdeka untuk memajukan bangsanya. Dalam hal ini, tujuan khusus pendidikan orang dewasa itu menjadi sebahagian dari tujuan pendidikan orang dewasa melalui kegiatan program Direktorat Pendidikan Masyarakat yang sudah, sedang, dan akan dijalankan di Indonesia.<br />
<br />
*) <b>Tulisan </b><br />
<b> Drs. Asmin, M.Pd (Dosen Unimed, Medan)</b><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
<w:UseFELayout/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]-->Agus Priyono - Bangka Belitunghttp://www.blogger.com/profile/13756042705855589797noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955970662490577484.post-26948079323030773822016-03-20T21:15:00.000+07:002016-04-12T21:37:43.095+07:00Garis Kemiskinan adalah<i>Definienda</i>: Orang sering bilang atau bicara tentang kemiskinan. Adapula kalimat yang diucapkan oleh calon-calon pemimpin ketika mereka melakukan kampanye, misalnya "Bersama kami akan mengentaskan masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan"<br />
<br />
Ssebenarnya apa sih Garis kemiskinan itu? Garis kemiskinan menunjukkan jumlah <b>rupiah minimum</b> yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum makanan yang setara dengan <u><b>2100 kilokalori per kapita per hari </b></u>dan kebutuhan pokok bukan makanan. Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran konsumsi per kapita per bulan di bawah <b>garis kemiskinan</b> dikategorikan sebagai <b>penduduk miskin</b>.<br />
<br />
Penghitungan:<br />
Garis kemiskinan dapat dihitung dengan menggunakan rumus<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjw_xOvSHkz_ejlMRsYi0BPSB2mSFdPgva0faMBpbJLCGsyQ8DzqM5Co57LTU1fa6LJsnA1PD6d4WOW79hqgNAn38pCsmOuj6WKTWuadODMSlEiYoBHJtkXjvDtt7Nn3sR3iojZ8dQEZ89e/s1600/rumus+menghitung+garis+kemiskinan.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjw_xOvSHkz_ejlMRsYi0BPSB2mSFdPgva0faMBpbJLCGsyQ8DzqM5Co57LTU1fa6LJsnA1PD6d4WOW79hqgNAn38pCsmOuj6WKTWuadODMSlEiYoBHJtkXjvDtt7Nn3sR3iojZ8dQEZ89e/s1600/rumus+menghitung+garis+kemiskinan.jpg" /></a></div>
<br />
Kegunaan<br />
Garis Kemiskinan digunakan untuk mengukur beberapa indikator kemiskinan, seperti jumlah dan persentase penduduk miskin (headcount index-Po), indeks kedalaman kemiskinan (poverty gap index-P1), dan indeks keparahan kemiskinan (poverty severity index-P2)<br />
<br />
Kriteria Miskin<br />
Setidaknya terdapat 14 kriteria untuk disebut miskin. Berikut kriteria miskin menurut Badan Pusat Statistik<br />
<ol>
<li>Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang</li>
<li>Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan</li>
<li>Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/ rumbia/ kayu berkualitas rendah/tembok tanpa diplester.</li>
<li>Tidak memiliki fasilitas buang air besar/ bersama-sama dengan rumah tangga lain.</li>
<li>Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik </li>
<li>Sumber air minum berasal dari sumur/ mata air tidak terlindung/ sungai/ air hujan.</li>
<li>Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/ arang/ minyak tanah</li>
<li>Hanya mengkonsumsi daging/ susu/ ayam dalam satu kali seminggu.</li>
<li>Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun</li>
<li>Hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua kali dalam sehari</li>
<li>Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/ poliklinik</li>
<li>Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 500m2, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah Rp. 600.000,- per bulan</li>
<li>Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/ tidak tamat SD/ tamat SD.</li>
<li>Tidak memiliki tabungan/ barang yang mudah dijual dengan minimal Rp. 500.000,- seperti sepeda motor kredit/ non kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.</li>
</ol>
Jika minimal 9 variabel terpenuhi maka suatu rumah tangga miskin. Terkait dengan kriteria di atas, maka timbul pertanyaan, jika suatu keluarga atau sekelompok masyarakat hidup di suatu desa, memiliki rumah tipe 21 permanen, tidak berpenerangan listrik karena memang di desa tersebut listrik (PLN) belum masuk, bekerja sebagai PNS golongan I, pendidikan SD, gaji Rp 1.700.000, disamping bekerja sebagai PNS ia juga berkebun lada, apakah orang atau masyarakat di desa ini dikatakan miskin, karena penerangan rumahnya tidak berlistrik?<br />
<br />
Agus Priyono - Bangka Belitunghttp://www.blogger.com/profile/13756042705855589797noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955970662490577484.post-67171334165657163402016-02-15T21:47:00.001+07:002016-02-15T21:47:19.059+07:00Definisi Persalinan<i>Definienda</i>: Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melaui jalan lahir.<br /><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUdgQJhEfUqzdVGxkow02fhKFOXM4ujTpeYgsU2gtl0zyL4K7IdHeXUvS_0gM6wiwKRQxMl20tNsZ41LGLFk-WKnSPBF4ZEjuXi2GgU3zwtDlfi5ajVIxAkxTxKunSihzfIBdtTnfnJiP6/s1600/Persalinan+adalah....jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUdgQJhEfUqzdVGxkow02fhKFOXM4ujTpeYgsU2gtl0zyL4K7IdHeXUvS_0gM6wiwKRQxMl20tNsZ41LGLFk-WKnSPBF4ZEjuXi2GgU3zwtDlfi5ajVIxAkxTxKunSihzfIBdtTnfnJiP6/s1600/Persalinan+adalah....jpg" /></a></div>
Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan bayi yang diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat pengeluaran bayi sampai dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana proses persalinan ini akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam.<br />Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002).<br /><br />
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2002).<br /><br />
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri).<br />
<br />
<b>Sebab-sebab Persalinan</b><br />
Menurut ilmu kebidanan, dapat diutarakan bahwa sebab-sebab persalinan adalah:<br />
<br />
a. Penurunan Kadar Progesteron<br />
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim. Sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir kehamilan atau 1-2 minggu sebelum partus terjadi penurunan pada progesteron sehingga timbul his.<br /><br />b. Teori Oxytocin<br />Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim.<br /><br />c. Keregangan Otot-Otot<br />Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.<br />Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.<br /><br />d. Pengaruh Janin<br />Hypofise dan kelenjar supra renal janin rupa-rupanya juga memegang peranan, oleh karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.<br />
<br />e. Teori Prostaglandin<br />Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke 15 sampai aterm terus meningkat. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.<br />Agus Priyono - Bangka Belitunghttp://www.blogger.com/profile/13756042705855589797noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955970662490577484.post-76652626350214085322016-01-28T21:42:00.001+07:002016-01-28T21:43:06.565+07:00Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Manajemen Berbasis Sekolah atau <i>School Based Management</i>, <i>School Based Decision Making and Management</i> oleh Hallinger dan Hausman (1992) yang dikutip oleh Syamsudin (2012) didefinisikan sebagai pemberian kewenangan kepada sekolah untuk bebas menata organisasi sekolah, manajemen persekolahan, pengelolaan kelas, optimalisasi kerjasama (kepala sekolah, orangtua dan guru) dan pemberian kesempatan yang kreatif dan inovarif kepada sekolah. Istilah <i>School Based Management</i> dimaksud di atas mulai diperkenalkan di Amerika Serikat pada 1970. MBS lahir sebagai koreksi atas kinerja sekolah yang dalam hasil analisis para pakar tidak mampu memberi respon kontekstual atas tuntutan dan kebutuhan masyarakat.</span><br />
<br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"></span><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgT6ZJOeaGVkJoH43Y9KKsnNS4V6Aeo-OCzUxYxIa6uuGDL0HEOeRtGeSK4LZs5v0yDbQ-sHXrJrjTFcinzzkpe-epAo6wdryhqOBGfQH0MVP71dh3TK2MrQ3lgZe3afwutgSC_xVdo0pV-/s1600/kepalasekolah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="120" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgT6ZJOeaGVkJoH43Y9KKsnNS4V6Aeo-OCzUxYxIa6uuGDL0HEOeRtGeSK4LZs5v0yDbQ-sHXrJrjTFcinzzkpe-epAo6wdryhqOBGfQH0MVP71dh3TK2MrQ3lgZe3afwutgSC_xVdo0pV-/s400/kepalasekolah.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: blue;"><b>Foto: SMA Negeri 1 Men<span style="color: blue;">do Barat</span></b></span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Di Indonesia MBS mulai diperkenalkan tahun 1999 oleh Departemen Pendidikan Nasional melalui Proyek perintisan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS), sehingga MBS merupakan model otonomi pendidikan yang diterapkan di sekolah. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah salah satu strategi wajib yang Indonesia tetapkan sebagai standar dalam mengembangkan keunggulan pengelolaan sekolah. Penegasan ini dituangkan dalam UU-SPN Nomor 20 tahun 2003 pada pasal 51 ayat 1 bahwa pengelolaan satuan pendidikan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="color: blue;"><b>Artikel Definienda Lainnya dapat dibuka melalui laman ini:</b></span>Agus Priyono - Bangka Belitunghttp://www.blogger.com/profile/13756042705855589797noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955970662490577484.post-24639479582427526062016-01-28T15:14:00.001+07:002016-01-28T21:39:55.105+07:00Pengertian Desa Adat<i>Definienda</i>: Desa adat atau disebut juga dengan nagari, huta, marga dan lain-lain adalah unit pemerintahan (politik), sosial, ekonomi dan budaya masyarakat hukum adat. Desa adat adalah susunan asli yang mempunyai hak-hak asal usul berupa hak mengurus wilayah (hak ulayat) dan mengurus kehidupan masyarakat hukum adatnya. Dalam menjalankan pengurusan tersebut, Desa adat mendasari diri pada hukum adat untuk mengatur dan mengelola kehidupan masyarakat hukum adat dan wilayah adatnya.<br />
<br />
Desa Adat menurut Undang-undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 adalah pengakuan masyarakat hukum adat sebagai subjek hukum dalam sistem pemerintahan, yaitu menetapkan unit sosial masyarakat hukum adat seperti nagari, huta, kampong, mukim dan lain-lain sebagai badan hukum publik. Selanjutnya Pasl 103 UU Nomor 6 tahun 2014, Desa adat sebagai badan hukum publik mempunyai kewenangan tertentu berdasarkan hak asal usul, yaitu :<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7vV6X9Vya1P-fQ8H6R6uMhRLKie_FtF2asGcgU6tBsFI3kMaJVn_oevgatERPMdlBfKpNW9XXMK__Ht35rbeFGqAzBVNhTpc7-k-BpzO_tVVPLjATFLM80SJcw-wqkkrppXfRO_GO1_XQ/s1600/Desa+Adat+Wae+Rebo.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7vV6X9Vya1P-fQ8H6R6uMhRLKie_FtF2asGcgU6tBsFI3kMaJVn_oevgatERPMdlBfKpNW9XXMK__Ht35rbeFGqAzBVNhTpc7-k-BpzO_tVVPLjATFLM80SJcw-wqkkrppXfRO_GO1_XQ/s400/Desa+Adat+Wae+Rebo.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Desa Adat Wae Rebo, NTT</td></tr>
</tbody></table>
<ol>
<li>Pengaturan dan pelaksanaan pemerintahan berdasarkan susunan asli atau dengan kata lain pemerintahan berdasarkan struktur dan kelembagaan asli, seperti nagari, huta, marga dan lain-lain,</li>
<li>Pengaturan dan pengurusan ulayat atau wilayah adat,</li>
<li>Pelestarian nilai sosial dan budaya adat,</li>
<li>Penyelesaian sengketa adat berdasarkan hukum adat yang berlaku di desa adat yang selaras dengan Hak Asasi Manusia,</li>
<li>Penyelenggaraan sidang perdamaian desa adat yang sesuai dengan UU yang berlaku,</li>
<li>Pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban masyarakat desa adat berdasarkan hukum adat,</li>
<li>Pengembagan kehidupan hukum adat.</li>
</ol>
Selain menjalankan tugas kewenangan berdasarkan hak asal usul diatas, desa adat juga menjalankan kewenangan yang dilimpahkan pemerintah pusat dan daerah. Sehingga desa adat adalah perpaduan unit sosial masyarakat adat dengan unit pemerintahan. Dalam konteks ini, desa adat adalah kuasi-negara (<b><i>State Auxalary Bodies</i></b>).<br />
<br />
Contoh-contoh Desa Adat di Indonesia: <a href="http://sejarahjagat.blogspot.co.id/2016/01/sejarah-desa-adat-contoh-contoh-desa.html">Desa Wae Rebo</a> (NTT), <a href="http://sejarahjagat.blogspot.co.id/2016/01/sejarah-desa-adat-contoh-contoh-desa.html">Kampung Saga</a> (NTT), Desa Les (Bali), <a href="http://sejarahjagat.blogspot.co.id/2016/01/sejarah-desa-adat-contoh-contoh-desa.html">Kampung Sindangbarang</a> (Jawa Barat), Kampung Naga (Jawa Barat), Desa Sillanan (Sulawesi Selatan), <br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: blue;"><b>Artikel Definienda Lainnya dapat dibuka melalui laman ini:</b></span></div>
<br />
<br />Agus Priyono - Bangka Belitunghttp://www.blogger.com/profile/13756042705855589797noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955970662490577484.post-11506402966314040042015-12-31T22:04:00.000+07:002016-02-15T22:05:29.260+07:00SDGs adalah...<i><i>Definienda</i>: </i>Saai ini dunia mengenal konsep SDGs. Mungkin anda belum begitu banyak mengenalnya, namun bagi orang-orang yang berkecimpung di perencanaan pembangunan, konsep SDGs sudah agak populer.<br />
<br />
SDGs merupakan kependekan dari <i>Sustainable Development Goals</i>, yaitu sebuah dokumen yang akan menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan perundingan negara-negara di dunia. SDGs. Sustainable Development Goals (SDGs) atau disebut juga Global Goals dicanangkan oleh PBB secara resmi pada 25 September 2015. Konsep SDGs sendiri lahir pada Konferensi PBB Sustainable Developments Rio+20 pada Tahun 2012. <br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhySmgWtEJAh3zz2iSgildQbNu20_vtKIhzYPmlgef5EwRZCp3PT_J-1PjsywErGkoG7UBDCAZFQUQbPi_HoijaAFk5q4MFcAEzOBUp7JsrasJnyE4GRpqYM9iqpUTgWgNMuJ5BucAe9UXW/s1600/09-09-E-SDG-Poster.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhySmgWtEJAh3zz2iSgildQbNu20_vtKIhzYPmlgef5EwRZCp3PT_J-1PjsywErGkoG7UBDCAZFQUQbPi_HoijaAFk5q4MFcAEzOBUp7JsrasJnyE4GRpqYM9iqpUTgWgNMuJ5BucAe9UXW/s320/09-09-E-SDG-Poster.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">17 ikon Tujuan SDGs</td></tr>
</tbody></table>
Konsep SDGs melanjutkan konsep pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) di mana konsep itu sudah berakhir pada tahun 2015. Jadi, kerangka pembangunan yang berkaitan dengan perubahan situasi dunia yang semula menggunakan konsep MGDs sekarang diganti SDGs. SDGs menggantikan MDGs (Millenium Development Goals) yang
berakhir pada Tahun 2015. SDGs lahir dengan 17 tujuan, yaitu:<br />
<ol>
<li>Menghapus kemiskinan dalam segala bentuknya di manapun</li>
<li>Mengakhiri kelaparan, mencapai keamanan pangan dan perbaikan gizi, dan memajukan pertanian berkelanjutan</li>
<li>Memastikan hidup yang sehat dan memajukan kesejahteraan bagi semua orang di semua usia</li>
<li>Memastikan kualitas pendidikan yang inklusif dan adil serta mempromosikan kesempatan belajar seumur hidup bagi semua</li>
<li>Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan</li>
<li>Memastikan ketersediaan dan pengelolaan air dan sanitasi bagi yang berkelanjutan bagi semua</li>
<li>Memastikan akses ke energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan dan modern bagi semua</li>
<li>Mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan inklusif, kesempatan kerja yang penuh dan produktif serta pekerjaan yang layak bagi semua</li>
<li>Membangun infrastruktur yang tangguh, menggalakkan industrialisasi yang berkelanjutan dan inklusif dan mengembangkan inovasi </li>
<li>Mengurangi kesenjangan di dalam dan antar negara.</li>
<li>Menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, berketahanan dan berkelanjutan.</li>
<li>Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.</li>
<li>Mengambil tindakan mendesak untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya.</li>
<li>Melestarikan dan menggunakan samudera, lautan serta sumber daya laut secara berkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan.</li>
<li>Melindungi, memperbarui, serta mendorong penggunaan ekosistem daratan yang berkelanjutan, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta menghentikan kerugian keanekaragaman hayati.</li>
<li>Mendorong masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses keadilan bagi semua orang, serta membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di seluruh tingkatan.</li>
<li>Memperkuat cara-cara implementasi dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.</li>
</ol>
Demikian, semoga bermanfaat.Agus Priyono - Bangka Belitunghttp://www.blogger.com/profile/13756042705855589797noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955970662490577484.post-15935187513089248912015-11-25T19:32:00.002+07:002016-01-28T21:43:32.419+07:00Desa: Definisi dan Pengakuan dari Negara<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><i>Definienda</i>: Desa adalah bentuk pemerintahan terkecil yang ada di negeri ini. Luas wilayah desa biasanya tidak terlalu luas dan dihuni oleh puluhan keluarga dan bersifat homogen. Mayoritas penduduknya bekerja di bidang agraria dan tingkat pendidikannya relatif rendah. Karena jumlah penduduknya tidak begitu banyak, maka biasanya hubungan kekerabatan antarmasyarakatnya terjalin kuat. Para masyarakatnya juga masih percaya dan memegang teguh adat dan tradisi yang ditinggalkan para pendahulu mereka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLPuuH4i-MbZLXrbOsNTnpbN6xnE3pS0fYMLwn6mdJAI2pgpR_A5oYA8H2vXJMicyUUmp4KbPKrOfkFR7XY6x9VT9RYNuP4Ryj0J53jFF25zA8_Df-GOAVL_SDM4jgySIIQL7UxFb_0woL/s1600/Desa+menurut+UU+Nomor+6+Tahun+2014.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="100" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLPuuH4i-MbZLXrbOsNTnpbN6xnE3pS0fYMLwn6mdJAI2pgpR_A5oYA8H2vXJMicyUUmp4KbPKrOfkFR7XY6x9VT9RYNuP4Ryj0J53jFF25zA8_Df-GOAVL_SDM4jgySIIQL7UxFb_0woL/s200/Desa+menurut+UU+Nomor+6+Tahun+2014.jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>beritabantul.com</i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Desa atau yang disebut dengan nama lain telah ada sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk. Sebagai bukti keberadaannya, Penjelasan Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (sebelum perubahan) menyebutkan bahwa “Dalam territori Negara Indonesia terdapat lebih kurang 250 “Zelfbesturende landschappen” dan “Volksgemeenschappen”, seperti desa di Jawa dan Bali, Nagari di Minangkabau, dusun dan marga di Palembang, dan sebagainya. Daerah-daerah itu mempunyai susunan Asli dan oleh karenanya dapat dianggap sebagai daerah yang bersifat istimewa. Negara Republik Indonesia menghormati kedudukan daerah-daerah istimewa tersebut dan segala peraturan negara yang mengenai daerah yang disebut desa.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Definisi</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Menurut Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 dan peraturan pelaksanaannya, yang dimaksud yang dimaksud dengan desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Desa dan Desa Adat</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Desa atau yang disebut dengan nama lain mempunyai karakteristik yang berlaku umum untuk seluruh Indonesia, sedangkan Desa Adat atau yang disebut dengan nama lain mempunyai karakteristik yang berbeda dari Desa pada umumnya, terutama karena kuatnya pengaruh adat terhadap sistem pemerintahan lokal, pengelolaan sumber daya lokal, dan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Desa dan Desa Adat pada dasarnya melakukan tugas yang hampir sama. Sedangkan perbedaannya hanyalah dalam pelaksanaan hak asal-usul, terutama menyangkut pelestarian sosial Desa Adat, pengaturan dan pengurusan wilayah adat, sidang perdamaian adat, pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban bagi masyarakat hukum adat, serta pengaturan pelaksanaan pemerintahan berdasarkan susunan asli. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Desa Adat memiliki fungsi pemerintahan, keuangan Desa, pembangunan Desa, serta mendapat fasilitasi dan pembinaan dari pemerintah Kabupaten/Kota. Dalam posisi seperti ini, Desa dan Desa Adat mendapat perlakuan yang sama dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Oleh sebab itu, di masa depan Desa dan Desa Adat dapat melakukan perubahan wajah Desa dan tata kelola penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, pelaksanaan pembangunan yang berdaya guna, serta pembinaan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat di wilayahnya. Dalam status yang sama seperti itu, Desa dan Desa Adat diatur secara tersendiri dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Pada dasarnya kesatuan masyarakat hukum adat terbentuk berdasarkan tiga prinsip dasar, yaitu <b><i>genealogis, teritorial, dan/atau gabungan genealogis dengan teritorial</i></b>. Yang diatur dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa adalah kesatuan masyarakat hukum adat yang merupakan gabungan antara genealogis dan teritorial. Dalam kaitan tersebut, negara mengakui dan menghormati kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Keberadaan desa adat dapat dilakukan berdasarkan setidaknya 2 pendekatan, yaitu:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Pendekatan Teritori</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Ada desa adat yang wilayahnya utuh melingkupi 1 desa formal, contoh: Desa Kanekes di Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak (masyarakat Baduy), <i>Lembang </i>di Kabupaten Tana Toraja, dan desa Pakraman di Bali.</span></li>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Ada desa adat yang wilayahnya merupakan bagian dari desa formal, contoh: Desa Pakraman di Bali.</span></li>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Ada desa adat yang wilayahnya melingkupi beberapa desa formal, contoh: Masyarakat Adat Kasepuhan meliputi 141 desa, 4 kecamatan dan 3 kabupaten; <i>Banua</i> dari suku Dayak; <i>Nagari</i> di Sumatera Barat, dan desa Pakraman di Bali.</span></li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Pendekatan status hukum.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Desa-desa di Jawa merupakan desa yang mempunyai status hukum sebagai badan hukum publik; sementara desa-desa di luar Jawa tidak sebagai badan hukum.[28]</span></li>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">UU Mahkamah Konstitusi telah memberikan <i>legal standing</i> kepada masyarakat adat (Pasal 51 ayat (1) butir b UU No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi.</span></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><b>Bahan bacaan:</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;">UU RI Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;">PP Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;">Pedulitanah.blogspot.com</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;">Revolusidesa.com</span><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;"><span style="color: blue;"><b>Artikel Definienda Lainnya dapat dibuka melalui laman ini:</b></span> </span></div>
</div>
Agus Priyono - Bangka Belitunghttp://www.blogger.com/profile/13756042705855589797noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955970662490577484.post-79678658300587928372015-11-10T23:41:00.001+07:002016-01-28T21:43:48.360+07:00Definisi Angka Melek Huruf (AMH)<i>Definienda</i>: Angka Melek Huruf (AMH) adalah proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas <b><i>yang mempunyai kemampuan membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya, tanpa harus mengerti apa yang di baca/ditulisnya</i></b> terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas.<br />
<br />
Angka Buta Huruf (ABH) adalah proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang <b><i>tidak mempunyai kemampuan membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya</i></b> terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas.<br />
<br />
Dalam perencanaan pembangunan wilayah, AMH digunakan untuk melihat pencapaian indikator dasar yang telah dicapai oleh suatu daerah, karena membaca merupakan dasar utama dalam memperluas ilmu pengetahuan. AMH merupakan indikator penting untuk melihat sejauh mana penduduk suatu daerah terbuka terhadap pengetahuan.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
Angka Melek Huruf (AMH) dihitung dengan menggunakan rumus:</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQEBhhmW-t0AY2oo49-F7KerHLC8lopTBufKCktZ2SP5DYj1e69Er3hOABCwwCqMyz0oVCF8Wylt9tKXwlqRuRtVUxU3qc_H_LEmqc5JoIQYQ-sHAeQ6HrxgQ6xMVW2DXksZ4O9Mo9nQeb/s1600/Rumus+Menghitung+Angka+Melek+Huruf+AMH.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQEBhhmW-t0AY2oo49-F7KerHLC8lopTBufKCktZ2SP5DYj1e69Er3hOABCwwCqMyz0oVCF8Wylt9tKXwlqRuRtVUxU3qc_H_LEmqc5JoIQYQ-sHAeQ6HrxgQ6xMVW2DXksZ4O9Mo9nQeb/s1600/Rumus+Menghitung+Angka+Melek+Huruf+AMH.png" /></a></div>
<span style="color: #3d85c6;"><b><i>Keterangan:</i></b></span><br />
<span style="color: #3d85c6;"><b><i>AMHt 15 = jumlah penduduk 15 ke atas yang melek huruf tahun ke-t </i></b></span><br />
<span style="color: #3d85c6;"><b><i>Pt 15 = jumlah penduduk 15 pada tahun ke-t </i></b></span><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
Angka Buta Huruf (ABH) dihitung dengan menggunakan rumus:</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9ugw59wsjmB-u9e2NvPMj3UODYy8iKYbVPFg383RZF7PFuNy1PFq8L5TMIejn5a5fAce03k6JnFM5WOCsBtSaZy3JBvgSSxfYNdTRBVVBJpaeLfyNk_hyGP7wEFbVC6h25LPTWoRrm4M7/s1600/Cara+menghitung+Angka+Buta+Huruf.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9ugw59wsjmB-u9e2NvPMj3UODYy8iKYbVPFg383RZF7PFuNy1PFq8L5TMIejn5a5fAce03k6JnFM5WOCsBtSaZy3JBvgSSxfYNdTRBVVBJpaeLfyNk_hyGP7wEFbVC6h25LPTWoRrm4M7/s1600/Cara+menghitung+Angka+Buta+Huruf.png" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div>
<span style="color: #0b5394;"><br /></span></div>
<div>
<span style="color: #0b5394;"><b><i>Keterangan:</i></b></span></div>
<span style="color: #0b5394;"><b><i>ABHt 15 =jumlah penduduk 15 yang buta huruf pada tahun ke-t </i></b></span><br />
<span style="color: #0b5394;"><b><i>Pt 15 = jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas pada tahun ke-t</i></b></span><br />
<br />
Selain dari Susenas, variabel indikator AMH dan ABH juga didapat dari Sensus Penduduk (SP), Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) dan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas).<br />
<h3>
Bagaimana mengintepretasi AMH?</h3>
Tingkat melek huruf yang tinggi (atau tingkat buta huruf rendah) menunjukkan adanya sebuah sistem pendidikan dasar yang efektif dan/atau program keaksaraan yang memungkinkan sebagian besar penduduk untuk memperoleh kemampuan menggunakan kata-kata tertulis dalam kehidupan sehari-hari dan melanjutkan pembelajarannya.<br />
<br />
Berikut Contoh grafik AMH Kabupaten Bandung, 2010 sebagai berikut:<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnPGRx8LAUkQrPDFcqCE1sbQJb5vgY2wgeYq0ZWXU_XMSZSmAf-azQDyEX1I7PwM23DS9HnCROm9jZWH3x-ZiS0m2LXbBLnHIGdpnsGfXLUS227zbT49AZu58TtMjGMY9pia0j-bBH9A69/s1600/AMH+Kabupaten+Bandung.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="256" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnPGRx8LAUkQrPDFcqCE1sbQJb5vgY2wgeYq0ZWXU_XMSZSmAf-azQDyEX1I7PwM23DS9HnCROm9jZWH3x-ZiS0m2LXbBLnHIGdpnsGfXLUS227zbT49AZu58TtMjGMY9pia0j-bBH9A69/s640/AMH+Kabupaten+Bandung.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber: Bsndungkab.go.id</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Dari grafik tersaji, terlihat sebaran Angka Melek Huruf perkecamatan di Kabupaten Bandung, untuk tahun 2010 sudah sangat merata (walaupun ada perbedaan namun rentangnya relatif kecil), Nilai AMH paling kecil berada pada kecamatan Arjasari sebesar 96,51 % sedang yang paling tinggi adalah kecamatan Margahayu sebesar 99,77%. Secara keseluruhan AMH untuk Kabupaten Bandung adalah 98,41 %, terjadi koreksi untuk tahun 2009 dengan nilai 98,87 %. (Bandungkab.go.id, 2012)<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
Sumber:</div>
<div style="text-align: right;">
Sirusa BPS.go.id</div>
<div style="text-align: right;">
Bandungkab.go.id</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: blue;"><b>Artikel Definienda Lainnya dapat dibuka melalui laman ini:</b></span></div>
Agus Priyono - Bangka Belitunghttp://www.blogger.com/profile/13756042705855589797noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955970662490577484.post-24877888962817736472015-11-06T13:53:00.001+07:002016-01-28T21:44:01.633+07:00Definisi Tunalaras<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><i>Definienda</i>: Menurut T.Sutjihati Somantri, (2007 : 139) Anak tunalaras sering juga disebut anak tunasosial karena tingkah laku anak ini menunjukkan penentangan terhadap norma-norma sosial masyarakat yang berwujud seperti mencuri, mengganggu, dan menyakiti orang lain.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Individu penyandang tunalaras biasanya menunjukan perilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku di sekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaEbzAJ4zqLqU4gb_dka88xCdHbWVB_6sRVb3ycf07GWbtVGVJNqg8jLXkHKTxib8OruhZLn2BL5WF8rAPF0aDp-jocBvNmg4qiP3jYgwBadLoRH1MFWYGc8Dx1hjQd77orveseabX07M0/s1600/penyandang+tunalaras+dan+hak-hak+pendidikannya.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="111" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaEbzAJ4zqLqU4gb_dka88xCdHbWVB_6sRVb3ycf07GWbtVGVJNqg8jLXkHKTxib8OruhZLn2BL5WF8rAPF0aDp-jocBvNmg4qiP3jYgwBadLoRH1MFWYGc8Dx1hjQd77orveseabX07M0/s320/penyandang+tunalaras+dan+hak-hak+pendidikannya.png" width="320" /></a></div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Public Law 94-242 (Undang-undang tentang PLB di Amerika Serikat) mengemukakan pengertian tunalaras dengan istilah gangguan emosi, yaitu gangguan emosi adalah suatu kondisi yang menunjukkan salah satu atau lebih gejala-gejala berikut dalam satu kurun waktu tertentu dengan tingkat yang tinggi yang mempengaruhi prestasi belajar:</span><br />
<ul>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Ketidakmampuan belajar dan tidak dapat dikatkan dengan factor kecerdasan, penginderaan atau kesehatan</span></li>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Ketidakmampuan menjalin hubungan yang menyenangkan teman dan guru</span></li>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Bertingkah laku yang tidak pantas pada keadaan normal</span></li>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Perasaan tertekan atau tidak bahagia terus-menerus</span></li>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Cenderung menunjukkan gejala-gejala fisik seperti takut pada masalah-masalah sekolah.</span></li>
</ul>
<br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Kauffman (1977) dalam Firda, 2012, mengemukakan bahwa penyandang tunalaras adalah anak yang secara kronis dan mencolok berinteraksi dengan lingkungannya dengan cara yang secara social tidak dapat diterima atau secara pribadi tidak menyenangkan tetapi masih dapat diajar untuk bersikap yang secara social dapat diterima dan secara pribadi menyenangkan.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Sechmid dan Mercer (1981) dalam Firda, 2012 mengemukakan bahwa anak tunalaras adalah anak yang secara kondisi dan terus menerus menunjukkan penyimpangan tingkah laku tingkat berat yang mempengaruhi proses belajar meskipun telah menerima layanan belajar serta bimbingan, seperti anak lain. Ketidakmampuan menjalin hubungan baik dengan orang lain dan gangguan belajarnya tidak disebabkan oleh kelainan fisik saraf / intelegensia.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Nelson (1981) dalam Firda, 2012 mengemukakan bahwa tingkah laku seorang murid dikatakan menyimpang jika:</span><br />
<ul>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Menyimpang dari perilaku yang oleh orang dewasa dianggap normal menurut usia dan jenis kelaminnya.</span></li>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Penyimpangan terjadi dengan frekuensi dan intensitas tinggi</span></li>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Penyimpangan berlangsung dalam waktu yang relatif lama.</span></li>
</ul>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Beberapa komponen yang penting diperhatkan adalah </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">adanya penyimpangan tingkah laku yang terus-menerus menurut norma yang berlaku sehingga menimbulkan ketidakmampuan belajar dan penyesuaian diri </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">penyimpangan itu tetap ada walaupun telah menerima layanan serta bimbingan.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Dalam bukunya, Sutjihati Soemantri menulis bahwa klasifikasi anak tunalaras secara garis besar terdiri dari dua kategori, yaitu:</span><br />
<ol>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Anak yang mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan</span></li>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Anak yang mengalami gangguan emosi</span></li>
</ol>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Tiap jenis anak tersebut dapat dibagi lagi sesuai dengan besar dan ringannya kelainan yang dialaminya.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: right;">
<span style="color: red; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;">Bahan Bacaan:</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="color: #333333; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;"><span style="background-color: white; line-height: 24px;">T, Sutjiati Somantri. 2006. Psikologi Anak LuarBiasa. Bandung: Reflika Aditama</span></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="color: #333333; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;"><span style="background-color: white; line-height: 24px;">Firda, blog <a href="https://phierda.wordpress.com/2012/11/04/anak-tuna-laras-dan-karakteristiknya/">warna-warni dunia PhieRda</a>, diakses tanggal 5/11/2015</span></span><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #333333; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;"><span style="background-color: white; line-height: 24px;"><span style="color: blue;"><b>Artikel Definienda Lainnya dapat dibuka melalui laman ini:</b></span> </span></span></div>
</div>
Agus Priyono - Bangka Belitunghttp://www.blogger.com/profile/13756042705855589797noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955970662490577484.post-51873007238814760212015-11-06T13:31:00.002+07:002016-01-28T21:44:17.754+07:00Definisi Tunadaksa<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><i>Definienda</i>: Menyambung obrolan kami tentang anak-anak berkebutuhan khusus pada acara rapat penyusunan Rancangan Peraturan Daerah bidang Pendidikan pagi <a href="http://www.definienda.com/2015/11/definisi-tunagrahita.html">tadi</a>, dan setelah menyajikan informasi dan pengetahuan tentang <a href="http://www.definienda.com/2015/10/definisi-anak-berkebutuhan-khusus.html">Anak Berkebutuhan Khusus</a> (ABK) Menurut Sutjihati Somantri, bahwa tunadaksa adalah suatu keadaan rusak atau terganggu sebagai akibat gangguan bentuk atau hambatan pada tulang, otot dan sendi dalam fungsinya yang normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyakit, kecelakaan atau dapat juga disebabkan oleh pembawaan sejak lahir. </span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMzUVjqDI71Um9UrehdRfIyvHkNKVEu0RAowkWfaRvAbNZfOYTeLqUIfkRbzAkMEZ5W8bYNxQXiQYRne3hKUtB2tzKt5LkS6eJp9t4DU9lk5JuYrMXwFJlpEx3s0B-_tvMlG1y-Vp7jlJ5/s1600/pengertian+tunadaksa+cari+di+definienda.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="120" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMzUVjqDI71Um9UrehdRfIyvHkNKVEu0RAowkWfaRvAbNZfOYTeLqUIfkRbzAkMEZ5W8bYNxQXiQYRne3hKUtB2tzKt5LkS6eJp9t4DU9lk5JuYrMXwFJlpEx3s0B-_tvMlG1y-Vp7jlJ5/s320/pengertian+tunadaksa+cari+di+definienda.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Sedangkan menurut Mohammad Efendi, bahwa tunadaksa adalah ketidakmampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsinya disebabkan oleh berkurangnya kemampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsi secara normal akibat luka, penyakit, atau pertumbuhan yang tidak sempurna. Aqila Smart mempertegas lagi bahwa tunadaksa merupakan sebutan yang paling sopan bagi orang-orang yang memiliki kelainan fisik, khususnya anggota badan, seperti kaki, tangan, atau bentuk tubuh lainnya.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<h3 style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Klasifikasi Tunadaksa</span></h3>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Secara umum, karakteristik kelainan anaak yang dikategorikan sebagai penyandang tunadaksa dapat dikelompokkan menjadi:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><b>I. Tunadaksa Ortopedi (orthopedically handicapped)</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Penyandang tunadaksa ortopedi merupakan anak tunadaksa yang mengalami kelainan, kecacatan, ketunaan tertentu pada bagian tulang, otot tubuh, ataupun daerah persendian baik yang dibawa sejak lahir (congenital) maupun yang diperoleh kemudian (karena penyakit atau kecelakaan) sehingga mengakibatkan terganggunya fungsi tubuh secara normal. Menurut ilmu kedokteran, untuk menetapkan siapa-siapa yang cacat (tunadaksa) dan perlu diberikan pertolongan rehabilitasi jika mempunyai kelainan pada tubuh yang sifatnya menetap dan tidak akan berubah dalam waktu 6 bulan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Penggolongan penyandanf tunadaksa dalam kelompok kelainan sistem otot dan rangka adalah sebagai berikut :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><b>a. Poliomyelitis</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Poliomyelitis merupakan suatu infeksi pada sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh virus polio yang mengakibatkan kelumpuhan dan bersifat menetap.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Dilihat dari sel-sel motorik yang rusak, kelumpuhan anak polio dibedakan menjadi :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Tipe spinal yaitu kelumpuhan pada otot leher, sekat dada, tangan dan kaki</span></li>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Tipe bulbair yaitu kelumpuhan fungsi motorik pada satu atau lebih saraf tepi dengan ditandai adanya gangguan pernafasan</span></li>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Tipe bulbispinalis yaitu gabungan antara tipe spinal dan bulbair</span></li>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Encephalitis yang biasa disertai dengan demam, kesadaran menurun, tremor, dan kadang-kadang kejang.</span></li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Kelumpuhan pada polio bersifat layu dan biasanya tidak menyebabkan gangguan kecerdasan atau alat indra. Akibat yang disebabkan oleh penyakit ini adalah otot menjadi kecil (<i>atropi</i>) karena kerusakan sel saraf,adanya kekakuan sendi, pemendekan anggota gerak,tulang belakang melengkung kesalah satu sisi seperti huruf S (<i>Scoliosis</i>), kelainan telapak kaki yang membengkok keluar atau kedalam,dislokasi (sendi yang ke luar dari dudukannya), lutut melenting ke belakang (<i>genu recorvatum</i>).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><b>b. Muscle dystrophy</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Merupakan jenis penyakit yang mengakibatkan otot tidak berkembang karena mengalami kelumpuhan yang bersifat progresif dan simetris. Penyakit ini diduga ada hubungannya dengan keturunan (genetis).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><b>c. Spinal bifida</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Merupakan jenis kelainan pada tulang belakang yang ditandai dengan terbukanya satu tiga ruas tulang belakang dan tidak tertutupnya kembali selama proses perkembangan. Akibatnya fungsi jaringan saraf terganggu dan dapat mengakibatkan kelumpuhan, hydrocephalus, yaitu pembesaran pada kepala karena produksi cairan yang berlebihan. Biasanya kasus ini disertai dengan ketunagrahitaan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><b>II. Tunadaksa Saraf (neurologically handicapped)</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Tunadaksa saraf yaitu jenis tunadaksa yang mengalami kelainan akibat gangguan pada susunan saraf di otak. Otak sebagai pengontrol tubuh memiliki sejumlah saraf yang menjadi pengendali mekanisme tubuh sehingga jika otak mengalami kelainan, sesuatu akan terjadi pada organisme fisik, emosi, dan mental. Luka pda bagian tertentu, efeknya penderita akan mengalami gangguan dalam perkembangan, mungkin akan berakibat ketidakmampuan dalam melaksanakan berbagai bentuk kegiatan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Dalam banyak kasus, luka atau gangguan yang terjadi pada otak atau bagian-bagiannya baik yang didapat sebelum, selama, maupun sesudah kelahiran dapat menyebabkan gangguan pada mental, kekacauan bahasa (aphasia), ketidakmampuan membaca (disleksia), ketidakmampuan menulis (agrafia), ketidakmampuan memahami kata-kata (word deafness), ketidakmampuan berbicara (speech defect), ketidakmampuan berhitung (akalkuli), dan berbagai bentuk gangguan gerak lainnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Salah satu bentuk kelainan yang terjadi pada fungsi otak dapat dilihat pada anak cerebral palsy. Cerebral palsy berasal dari kata cerebral yang artinya otak, dan palsy yang mempunyai arti ketidakmampuan atau gangguan motorik (Kirk dalam Efendi, 2006). <i>The United Cerebral palsy Association</i> dalam Efendi (2006:118) mendefinisikan <i>cerebral palsy </i>menyangkut gambaran klinis yang diakibatkan oleh luka pada otak, terutama pada komponen yang menjadi penghalang dalam gerak sehingga keadaan anak yang dikategorikan cerebral palsy dapat digambarkan sebagai kondisi semenjak anak-anak dengan kondisi nyata seperti lumpuh, lemah, tidak adanya koordinasi atau penyimpangan fungsi gerak yang disebabkan oleh patologi pusat kontrol gerak di otak.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Cerebral palsy ditandai oleh adanya kelainan gerak, sikap atau bentuk tubuh, gangguan koordinasi, kadang-kadang disertai gangguan psikologis dan sensoris yang disebabkan oleh adanya kerusakan atau kecatatan pada masa perkembangan otak. Dalam Wardani (2008: 7.4) <i>cerebral palsy </i>menurut derajat kecacatannya diklasifikasikan menjadi :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><i><u>Cerebal Palsy Ringan</u></i>; dengan k</span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">arakteristik dapat berjalan tanpa alat bantu, bicara jelas, dan dapat menolong diri sendiri.</span></li>
<li><i style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><u>Cerebal Palsy Ringan </u></i><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Sedang dengan ciri-ciri m</span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">embutuhkan bantuan untuk latihan bicara, berjalan, dan mengurus diri.</span></li>
<li><i style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><u>Cerebal Palsy Ringan </u></i><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Berat dengan karakteristik </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">membutuhkan perawatan tetap dalam ambulansi, bicara, dan menolong diri.</span></li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Menurut Hallahan & Kaufman dalam Efendi (2006:119) dilihat dari yang tampak pada aktivitas motorik, anak <i>cerebral palsy</i> dapat dikelompokkan menjadi:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">a. Spasticity</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Ciri-cirinya terdapat kekakuan pada sebagian atau seluruh ototnya hal ini disebabkan oleh kondisi anak yang mengalami spasticity terjadi karena lapisan luar otak (khususnya lapisan motor) bidang piramida dan beberapa kemungkinan bidang ekstra piramida yang berhubungan dengan pengontrolan gerakan sadar tidak berfungsi sempurna. Daerah tertentu pada otak dapat menimbulkan gerakan tertentu, kontraksi, atau rangsangan. Faktor yang menyebabkan terjadinya kondisi tersebut disebut supresor. Apabila ada salah satu supresor ini masuk, maka akan terjadi suatu desakan, akibatnya otot akan berada dalam kondisi tegang dan kejang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Ketika kondisi otot kejang keseimbangan akan hilang, gerakan yang muncul menjadi tidak harmonis, tidak terkontrol, dan kontraksi otot tidak teratur sehingga gerakan yang tampak seperti suatu hentakan. Beberapa kelompok otot yang dapat dipengaruhi oleh kelumpuhan jenis ini antara lain:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Monoplegia, j</span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">ika salah satu anggota badan mengalami kekejangan.</span></li>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Hemiplegia, j</span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">ika salah satu dari anggota tubuh seperti kaki dan tangan mengalami kekejangan.</span></li>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Triplegia, bila</span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"> tiga di antara anggota tubuh, seperti dua kaki dan satu tangan mengalami kekejangan</span></li>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Paraplegia, bila</span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"> kekejangan itu terjadi pada kedua kaki.</span></li>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Quadriplegia, jika k</span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">ekejangan yang muncul pada keempat anggota tubuh, sebagian kadang-kadang di kepala dan anggota tubuh lainnya.</span></li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">b. Athetosis</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Penyebab athetosis yaitu luka pada sistem ekstra piramida yang terletak pada otak depan maupun tengah. Ekstra piramida menjembatani antara kegiatan otot dan kontrol gerak secara otomatis seperti berjalan dan ekspresi wajah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Penyandangtunadaksa yang menderita <b>athetosis</b> tampak susah payah untuk berjalan, menggeliat-geliat, dan terhuyung-huyung. Gerakannya tidak berirama dan tidak mengikuti urutan yang wajar sehingga perilakunya sering tidak terkontrol. Meskipun penderita athetosis mampu meletakkan tangan pada mulutnya, namun ketika melakukan gerakan ini tampak berbagai bentuk gerakan yang tidak terkontrol dan ekstrem.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Dalam kondisi tidur, penderita athetosis menggerakkan badannya seperti menggeliat tidak tampak, namun gerakan ini akan muncul pada saat penderita dalam keadaan sadar. Gerakan abnormal penderita athetosis kian menghebat apabila disertai emosi yang tinggi pada dirinya. Karakteristik dari penderita ini mengalami problem pada sejumlah besar tangan, bibir, lidah, serta sejumlah kecil kaki.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">c. Ataxia</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Kondisi ataxia disebabkan oleh luka pada otak kecil yang terletak di bagian belakang kepala (cerebellum) yang bekerja sebagai pengontrol keseimbangan dan koordinasi pada kerja otot. Anak yang menderita ataxia gerakannya tidak teratur, berjalan dengan langkah yang tinggi dan dengan mudah menjatuhkannya. Terkadang matanya tidak terkoordinasi, gerakannya seperti tersentak-sentak (nygtamus). Penderita ataxia tidak terdeteksi ketika dilahirkan, namun ketika masa meraban dan berjalan kondisi ini tampak jelas. Ataxia ada beberapa tingkatan mulai dari yang ringan sampai yang sangat berat tergantung perluasan luka pada cerebellum.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">d. Tremor dan Regidity</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Ciri-cirinya penderita memperlihatkan gerak yang tidak terkontrol, kekakuan pada seluruh tubuh sehingga sulit dibengkokkan, getaran terus menerus pada mata, tangan, atau kepala. Tremor dan regidity mirip dengan athetosis yaitu disebabkan oleh luka pada sistem ekstra piramida.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Tremor pada penderita <i>cerebral palsy</i> dapat diketahui manakala terjadi perubahan fibrasi tubuh secara alami tidak beraturan. Hal ini terjadi akibat gangguan keseimbangan antara kelompok otot yang bekerja berlawanan. Regidity merupakan interferensi terhadap postural tone yang disebabkan oleh resistensi otot-otot agonis dan antagonis. Tremor dan regidity gerakannya terbatas dan menurut irama tertentu serta agak lambat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;">Bahan Bacaan:</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;">Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, Bandung : Refika Aditama, 2006</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;">Aqila Smart, Anak Cacat Bukan Kiamat Metode Pembelajaran & Terapi untuk Anak</span></div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;"></span><br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;">Berkebutuhan Khusus, Yogyakarta : Kata Hati, 2010</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;">Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;">Jakarta : Bumi Aksara,</span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;">2008</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;">Firda, Tunadaksa dan Layanan Pendidikannya, 2012, tersedia dalam <a href="https://phierda.wordpress.com/2012/11/04/tuna-daksa-dan-layanan-pendidikannya/">warna-warni dunia PhieRda</a></span><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;"><span style="color: blue;"><b>Artikel Definienda Lainnya dapat dibuka melalui laman ini:</b></span> </span></div>
</div>
Agus Priyono - Bangka Belitunghttp://www.blogger.com/profile/13756042705855589797noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955970662490577484.post-3142828277168338872015-11-06T12:10:00.000+07:002015-12-03T07:33:06.132+07:00Definisi Tunagrahita<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><i>Definienda</i>: Di sela-sela penyusunan rancangan peraturan daerah di bidang pendidikan, salah satu peserta rapat menanyakan kepada saya apa yang dimaksud dengan anak dengan tuna grahita. Anak atau siswa dengan keadaan tuna grahita termasuk ke dalam kategori <a href="http://www.definienda.com/2015/10/definisi-anak-berkebutuhan-khusus.html">Anak Berkebutuhan Khusus</a> (ABK). Berikut penjelasan saya tentang anak atau siswa dengan keadaan Tuna Grahita.</span><br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPOImGMsB2-Yg-J6tVXCQ16wo8UIq2zR90k5w_x8wLvMvelcJqyv8zc1M6DlyYbEJL409OKUWDvj90Ht_BgnRPtueFZcaqI3-9qggDngcq2Nbj2wNNDes28GTYmNrXrc0WYKR9itP2l4Ac/s1600/Atlet+Tunagrahita.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="168" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPOImGMsB2-Yg-J6tVXCQ16wo8UIq2zR90k5w_x8wLvMvelcJqyv8zc1M6DlyYbEJL409OKUWDvj90Ht_BgnRPtueFZcaqI3-9qggDngcq2Nbj2wNNDes28GTYmNrXrc0WYKR9itP2l4Ac/s320/Atlet+Tunagrahita.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: red; font-size: xx-small;">Atlet Tunagrahita tatkala berpose bersama Presiden SBY dan Ibu Negara<br /> (antaranews.com)</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Ada masyarakat awam yang menyebut anak tunagrahita itu sebagai orang gila, Antara anak tunagrahita dengan anak sakit ingatan dan sakit mental jelas berbeda. Dalam bahasa Inggris sakit mental disebut mental illness, yaitu kegagalan dalam membina kepribadian dan tingkah laku. </span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Dalam bahasa Inggris tunagrahita disebut <i>mentally retarded</i> atau <i>mental retardation</i>, yaitu ketidak mampuan dalam memecahkan persoalan karena inteligensinya kurang berkembang.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Untuk lebih memahami apa yang disebut anak tunagrahita, akan dikemukakan definisi yang sering dijadikan acuan dalam berbagai tulisan mengenai anak tunagrahita, Definisi tersebut dari American Association on Mentally Deficiency (AAMD) yang dikutif Grossman sebagai berikut <i>Mental retardation refers to significantly sub average general intellectuall functioning existing concurrently with deficits adaptive behavior and manifested during the development period</i> (Hallahan and Kauffman, 1982 : 40)</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Di Amerika Serikat istilah yang umum </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">digunakan sekarang ialah mental retardation. Di Inggris menggunakan istilah mentally </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">retarded. Sedangkan di New Zeland istilah resminya intellectually handicapped. </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menggunakan istilah mentally retarded atau </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">intellectually disabled. Di Indonesia dulu untuk menyebut anak tunagrahita itu lemah </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">ingatan, lemah otak, lemah fikiran, cacat mental, dan terbelakang mental. Istilah-istilah </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">tersebut sudah ditinggalkan karena tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">pengetahuan. </span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Sekarang Pemerintah Indonesia sudah mengeluarkan peraturan, bahwa </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">istilah yang resminya adalah tunagrahita. </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Tuna grahita adalah keterbelakangan mental, termasuk disini yang </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">keterbelakangan mental ringan dan keterbelakangan mental sedang (Penjelasan Pasal 3 ayat (3) PP 72 Tahun 1991). </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Perlu diketahui bahwa istilah-istilah yang dikemukakan di atas mengandung makna </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">yang sama, yaitu semuanya menunjuk kepada anak yang mempunyai fungsi intelektual </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">umum di bawah rata-rata.</span><br />
<h3>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Klasifikasi Tunagrahita</span></h3>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Pengelompokan yang sudah lama dikenal ialah debil untuk yang ringan, imbesil </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">untuk anak yang sedang, dan idiot untuk anak yang berat. Untuk ketiga kelompok anak </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">tunagrahita tersebut ada juga yang menyebutnya sebagai berikut : mampu didik dengan </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">IQ berkisar antara 50 - 70, mampu latih antara 30 - 50, dan perlu rawat dengan IQ </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">kurang dari 30. Seiring dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Republik </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Indonesia nomor 72 tahun 1991, Pengelompokan anak tunagrahita pun dirubah menjadi </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">anak<b> tunagrahita ringan, tunagrahita sedang </b>(lihat pasal 3). Sementara itu para ahli Indonesia mengklasifikasikan penderita tunagrahita menjadi 3, yakni:</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">a. Tunagrahita ringan IQ 50-70</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">b. Tunagrahita sedang IQ 55 - 40</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">c. Tunagrahita berat IQ <30</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Anak tunagrahita Ringan merupakan salah satu dari anak yang mengalami </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">gangguan perkembangan dalam mentalnya, anak tunagrahita ringan </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">memiliki tingkat kecerdasan antara 50-75. Anak tunagrahita ringan memiliki </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">kemampuan sosialisasi dan motorik yang baik, dan dalam kemampuan </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">akademis masih dapat menguasai sebatas pada bidang tertentu. Mulyono </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Abdurrahman (1994: 26-27) mengungkapkan bahwa anak tunagrahita ringan </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">adalah anak tunagrahita dengan tingkat IQ 50 – 75, sekalipun dengan tingkat </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">mental yang subnormal demikian dipandang masih mempunyai potensi untuk </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">menguasai mata pelajaran ditingkat sekolah dasar.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Karakteristik anak <b>tunagrahita ringan</b> menurut Astati (1996: 26) adalah </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">sebagai berikut:</span><br />
<ul>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Karakteristik fisik; </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Penyandang tunagrahita ringan usia dewasa, memilikin keadaan tubuh </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">yang baik. Namun jika tidak mendapat latihan yang baik, kemungkinan </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">akan mengakibatkan postur fisik kurang dinamis dan kurang berwibawa. </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Oleh karena itu, anak tunagrahita ringan membutuhkan latihan </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">keseimbangan bagaimana membiasakan diri untuk menumbuhkan sikap </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">tubuh yang baik, memiliki gambaran tubuh dan lain-lain.</span></li>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Karakteristik bicara atau berkomunikasi; </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Kemampuan berbicara menunjukkan kelancaran, hanya saja dalam </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">perbendaharaan kata terbatas jika dibandingkan dengan anak normal biasa. </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Anak tunagrahita ringan juga mengalami kesulitan dalam menarik </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">kesimpulan mengenai pembicaraan.</span></li>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Karakteristik kecerdasan; </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Kecerdasan paling tinggi anak tunagrahita ringan sama dengan anak </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">normal usia 12 tahun, walaupun telah mencapai usia dewasa. Anak </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">tunagrahita ringan mampu berkomunikasi secara tertulis walaupun sifatnya </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">sederhana.</span></li>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Karakteristik pekerjaan; </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Kemampuan dibidang pekerjaan, anak tunagrahita ringan dapat </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">mengerjakan pekerjaan yang sifatnya semi <i>skilled</i>. Pekerjaan pekerjaan </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">tertentu dapat dijadikan bekal hidupnya, dapat berproduksi lebih baik dari </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">pada kelompok tunagrahita lainnya sehingga dapat mempunyai </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">penghasilan.</span></li>
</ul>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: x-small;">Bahan Bacaan:</span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: x-small;">Maman Abdurahman, Saepul R tersedia pada <a href="http://file.upi.edu/">file.upi.edu</a> akses 5/11/2015</span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: x-small;">Noname, tersedia pada <a href="http://eprints.uny.ac.id/">eprints.uny.ac.id</a> akses 5/11/2015</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: x-small;">PP 72 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Biasa</span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: x-small;">www.ditplb.or.id</span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: x-small;">dan berbagai sumber</span></div>
</div>
<br />
<br />Agus Priyono - Bangka Belitunghttp://www.blogger.com/profile/13756042705855589797noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955970662490577484.post-75102327269734804332015-10-28T15:19:00.000+07:002016-01-28T21:44:30.870+07:00Definisi Analisis Beban Kerja Sebagai Tindak Lanjut Analisis Jabatan<i>Definienda</i>: Sebelumnya sudah saya bahas tentang Analisis Jabatan (Job Analisys). Keluaran dari analisis jabatan yaitu memberikan<b> informasi</b> yang berguna untuk menentukan syarat-syarat tenaga kerja secara kualitatif. Analisis jabatan menunjukkan jenis-jenis jabatan dan karyawan-karyawan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas itu, akan tetapi fungsi penyusunan tenaga kerja belum jelas karena kuantitas (jumlah) pegawai yang diperlukan belum dihitung.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibhonkIBHNUGvVPlitNSqN0IYPB2yX1sj3mZIwFqr3o0IlXZIm1idzfx8tBXJxb1ZGYv8cpCfO3YVpdm5obth8Z1B0189Vyf-UwK3hHIw8RpzrgUdzysowCWBCj4yrTXj8yCQw88gYZk7c/s1600/yang+dimaksud+Analisis+Jabatan+anjab+adalah.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibhonkIBHNUGvVPlitNSqN0IYPB2yX1sj3mZIwFqr3o0IlXZIm1idzfx8tBXJxb1ZGYv8cpCfO3YVpdm5obth8Z1B0189Vyf-UwK3hHIw8RpzrgUdzysowCWBCj4yrTXj8yCQw88gYZk7c/s1600/yang+dimaksud+Analisis+Jabatan+anjab+adalah.jpg" /></a></div>
Prosedur yang lazim dipergunakan untuk menentukan berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan adalah dengan menganalisis pengalaman. Catatan-catatan tentang hasil pekerjaan dapat menunjukkan volume dari pada hasil dan jumlah pegawai dalam suatu bagian. Kemudian dapat dihitung hasil rata-rata tiap pegawai.<br />
<br />
Tentang pedoman mana yang digunakan untuk pelaksanaan Analisis Jabatan di lingkungan lembaga pemerintah? Peraturan Menteri pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 33 Tahun 2011 dapat digunakan sebagai referensi dalam pelaksanaan Analisis Jabatan.<br />
<h3>
Analisis Beban Kerja</h3>
Sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus dicapai dalam satuan waktu tertentu disebut dengan beban kerja. Sedangkan analisis beban kerja adalah frekuensi rata-rata masing-masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu dari masing-masing organisasi, misalnya berapa banyaknya pekerjaan pengetikan surat atau naskah lainnya yang harus dibuat oleh suatu satuan organisasi dalam jangka waktu tertentu.<br />
<br />
Analisa beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu tertentu, atau dengan kata lain analisis beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah personalia dan berapa jumlah tanggung jawab atau beban kerja yang tepat dilimpahkan kepada seorang petugas, terutama personal yang mengurusi kepegawaian (manajemen sumber daya manusia).<br />
<br />
Teknik analisis beban kerja (<i>workload analysis</i>) memerlukan penggunaan rasio-rasio atau pedoman-pedoman penyusunan staf standar dalam upaya mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan pegawai. Analisis beban kerja mengidentifikasi baik jumlah karyawan maupun tipe-tipe karyawan yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Langkah pertamanya adalah mengidentifikasi seberapa banyak keluaran (output) yang hendak dicapai organisasi. Hal ini selanjutnya diterjemahkan ke dalam jumlah jam kerja karyawan pada setiap kategori pekerjaan yang akan diperlukan untuk mencapai tingkat keluaran (output) tersebut. Apabila keluaran (output) diperkirakan berubah, maka perubahan pekerjaan dapat diramalkan dengan mengkalkulasi berapa banyak jam kerja karyawan yang dibutuhkan.<br />
<br />
Bahan bacaan:<br />
Analisis Jabatan, tersedia pada <a href="http://www.stialanbandung.ac.id/">STIALAN Bandung.ac.id</a><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: blue;"><b>Artikel Definienda Lainnya dapat dibuka melalui laman ini:</b></span> </div>
Agus Priyono - Bangka Belitunghttp://www.blogger.com/profile/13756042705855589797noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955970662490577484.post-62219789180584182072015-10-28T14:55:00.002+07:002016-01-28T21:44:46.456+07:00Definisi Analisis Jabatan<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><i>Definienda</i>: Guna membantu organisasi mencapai tujuannya, diperlukan sumber daya manusia yang tepat, yang memiliki kemampuan sesuai dengan beban tugas yang harus dilaksanakan supaya tugasnya dilaksanakan secara efektif dan efisien. Definisi jabatan menurut Wursanto (1991: 39) adalah sebagai berikut: ”Jabatan diartikan sebagai kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seseorang pegawai dalam susunan suatu organisasi.”</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEys6ZhYV_KDVWwTHSgPnHqySVBfeqaTFZ4WTKw2Fhs4FugM3npQzGNQr9gqZLs5FpYVbVIAyB9OEe-mVzIk84rhKzG7Q77qHSRBFu1vT9Ef8anDJjoXdLg0x1fuL8NJCefixcZSmjCF4d/s1600/yang+dimaksud+Analisis+Jabatan+anjab+adalah.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEys6ZhYV_KDVWwTHSgPnHqySVBfeqaTFZ4WTKw2Fhs4FugM3npQzGNQr9gqZLs5FpYVbVIAyB9OEe-mVzIk84rhKzG7Q77qHSRBFu1vT9Ef8anDJjoXdLg0x1fuL8NJCefixcZSmjCF4d/s1600/yang+dimaksud+Analisis+Jabatan+anjab+adalah.jpg" /></span></a></div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Jabatan berkaitan dengan serangkaian pekerjaan yang akan dilakukan dan persyaratan yang diperlukan untuk melakukan tugas tersebut dan kondisi lingkungan di mana pekerjaan tersebut dilakukan. Data yang dikumpulkan secara lebih rinci meliputi tugas-tugas (<i>duties</i>), tanggung jawab (<i>responsibility</i>), kemampuan manusia (<i>human ability</i>), dan standar unjuk kerja (<i>performance standard)</i>.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Istilah analisis adalah terjemahan dari kata<i> to analyz</i>e yang berarti ”menguraikan”. Jadi analisis jabatan berarti menguraikan suatu jabatan menjadi beberapa tugas (task).</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Definisi analisis jabatan menurut Hariandja (2007: 48) adalah sebagai berikut: ”Analisis jabatan adalah usaha untuk mencari tahu tentang jabatan atau pekerjaan yang berkaitan dengan tugas-tugas yang dilakukan dalam jabatan tersebut.” Sedangkan menurut Irawan, dkk. (1997: 46): ”Analisis jabatan merupakan informasi tertulis mengenai pekerjaan-pekerjaan apa yang harus dikerjakan oleh pegawai dalam suatu perusahaan agar tujuan tercapai”.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Sementara itu analisis jabatan menurut Sofyandi (2008: 90) adalah sebagai berikut: Analisis jabatan (<i>job analysis</i>) merupakan suatu proses yang sistematik untuk mengetahui mengenai isi dari suatu jabatan (<i>job content</i>) yang meliputi tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan, tanggung jawab, kewenangan, dan kondisi kerja, dan mengenai syarat-syarat kualifikasi yang dibutuhkan (<i>job requirements</i>) seperti pendidikan, keahlian, kemampuan, pengalaman kerja, dan lain-lain, agar seseorang dapat menjalankan tugas-tugas dalam suatu jabatan dengan baik.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Schuler (Yuniarsih dan Suwatno, 2008: 98) berpendapat sebagai berikut: ’J<i>ob analysis is the process of describing and recording aspects of jobs</i>,… <i>the purposes of a job, its major duties or activities, and the conditions under which the job is performed</i>.’</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Dari definisi-definisi mengenai analisis jabatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis <i>jabatan merupakan upaya untuk mendapatkan informasi mengenai suatu jabatan dan syarat-syarat yang diperlukan untuk dapat memegang jabatan tersebut dengan baik. Dari pengertian-pengertian tersebut, terlihat bahwa analisis jabatan merupakan suatu proses yang sangat penting dalam Manajemen SDM. Melalui analisis jabatan, akan diketahui berapa porsi/jabatan yang seharusnya ada dalam suatu organisasi dan kemampuan/kompetensi/kualifikasi apa saja yang dibutuhkan oleh pemangku jabatan yang dianalisis.</i></span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Dalam penempatan PNS pada jabatan yang tepat dalam susunan organisasi, terlebih dahulu harus diketahui mengenai informasi tentang tugas fungsi dan beban kerja organisasi tersebut. Informasi tersebut hanya dapat diketahui melalui hasil analisis jabatan. Analisis jabatan adalah proses untuk menguraikan data dan informasi tentang jabatan yang kesemuanya itu diperlukan sebagai bahan penyusunan formasi pegawai, meliputi jumlah dan kualitas yang dibutuhkan.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Analisis jabatan bertujuan untuk mengetahui data/informasi guna menetapkan : (a) kuantitas dan kualitas PNS yang diperlukan dalam suatu organisasi; (b) pengembangan kompetensi PNS melalui pendidikan dan pelatihan; (c) evaluasi jabatan; (d) penilaian pelaksanaan pekerjaan; (e) promosi dan/atau pemindahan; serta (f) pengembangan kinerja organisasi. Dengan diperolehnya data dan informasi hasil analisis jabatan diharapkan perencanaan kepegawaian dapat dilaksanakan secara efektif. </span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Dari kegiatan analisis jabatan, suatu organisasi pemerintah akan menghitung kebutuhan jumlah pegawai/karyawan yakni melalui analisis beban kerja (ABK).</span><br />
<div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Bahan Bacaan:</span></div>
<div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Hariandja, M.T.E. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai. Jakarta: Grasindo.</span></div>
<div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Hasibuan, M.S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.</span></div>
<div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Irawan, P. dkk. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: STIA – LAN Press.</span></div>
<div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Keputusan MENPAN Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004 Tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi PNS.</span></div>
<div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil.</span></div>
<div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Pynes, J.E. 2004. Human Resources Management for Public and Nonprofit Organizations (Second Edition). San Francisco: Jossey Bass.</span></div>
<div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Sofyandi, H. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.</span></div>
<div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Wursanto. 1991. Manajemen Kepegawaian 1. Yogyakarta: Kanisius.</span></div>
<div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Yuniarsih Tj dan Suwatno. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Teori, Aplikasi dan Isu Penelitian. Bandung: Alfabeta</span><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><span style="color: blue;"><b>Artikel Definienda Lainnya dapat dibuka melalui laman ini:</b></span> </span></div>
</div>
</div>
Agus Priyono - Bangka Belitunghttp://www.blogger.com/profile/13756042705855589797noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955970662490577484.post-42672469481327235942015-10-26T23:16:00.002+07:002016-01-28T21:45:09.701+07:00Definisi Urusan Pemerintahan Konkuren<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><i>Definienda</i>: Berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2014 sebagaimana telah diubah terakhir kalinya dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015, klasifikasi urusan pemerintahan terdiri dari 3 urusan yakni urusan pemerintahan absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum. Urusan pemerintahan absolut adalah Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat. <b><i>Urusan Pemerintahan Konkuren adalah urusan pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dengan Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota</i></b>. Urusan pemerintahan umum adalah Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden sebagai Kepala Pemerintahan. </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Berikut diagram/tabel yang menggambarkan pembagian urusan pemerintahan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSdZ6J9oMWLFTkAx9Nz0ISB0MrLJ9WiiT2MyNz6m_5mVfGAcANxKB9MGW85WXRRS28UHw6HI1TrURcClY1TFCzEzB8CzwBaH639I1LQIU1YuOeeQl-KIlaB-bzzXi_jyYXUXyVleSDxxM4/s1600/Urusan+Pemerintahan+Konkuren.png" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="481" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSdZ6J9oMWLFTkAx9Nz0ISB0MrLJ9WiiT2MyNz6m_5mVfGAcANxKB9MGW85WXRRS28UHw6HI1TrURcClY1TFCzEzB8CzwBaH639I1LQIU1YuOeeQl-KIlaB-bzzXi_jyYXUXyVleSDxxM4/s640/Urusan+Pemerintahan+Konkuren.png" width="640" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Urusan pemerintahan konkuren </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">kabupaten/kota (Pasal 9 UU 23/2014).</span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"> Urusan Pemerintahan Konkuren yang diserahkan kepada Daerah menjadi dasar pelaksanaan otonomi daerah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Urusan Pemerintahan Konkuren yang menjadi kewenangan daerah meliputi Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan. </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Urusan Pemerintahan Wajib sebagaimana </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">terdiri atas Urusan Pemerintahan yang berkaitan </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">dengan Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan yang </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar. </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Pelayanan Dasar </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">adalah Urusan Pemerintahan Wajib yang sebagian </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">substansinya merupakan Pelayanan Dasar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Urusan Pemerintahan Wajib <b><i>yang berkaitan</i></b> dengan </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Pelayanan Dasar (indikator:<b><i>Standar Pelayanan Minimum</i></b>) </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">meliputi:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">a. pendidikan;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">b. kesehatan;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">c. pekerjaan umum dan penataan ruang;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">d. perumahan rakyat dan kawasan permukiman;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">e. ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">masyarakat; dan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">f. sosial.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Urusan Pemerintahan Wajib yang <b><i>tidak berkaitan</i></b> dengan </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Pelayanan Dasar </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">meliputi:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">a. tenaga kerja;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">b. pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">c. pangan;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">d. pertanahan;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">e. lingkungan hidup;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">f. administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">g. pemberdayaan masyarakat dan Desa;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">h. pengendalian penduduk dan keluarga berencana;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">i. perhubungan;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">j. komunikasi dan informatika;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">k. koperasi, usaha kecil, dan menengah;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">l. penanaman modal;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">m. kepemudaan dan olah raga;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">n. statistik;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">o. persandian;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">p. kebudayaan;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">q. perpustakaan; dan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">r. kearsipan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Urusan Pemerintahan Pilihan </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">meliputi:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">a. kelautan dan perikanan;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">b. pariwisata;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">c. pertanian;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">d. kehutanan;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">e. energi dan sumber daya mineral;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">f. perdagangan;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">g. perindustrian; dan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">h. transmigrasi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi serta Daerah </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">kabupaten/kota </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">didasarkan pada prinsip <b><i>akuntabilitas, efisiensi, dan </i></b></span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><b><i>eksternalitas, serta kepentingan strategis nasional</i></b>. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Berdasarkan </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi <b>kewenangan </b></span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><b>Pemerintah Pusat </b>adalah:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">provinsi atau lintas negara;</span></li>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas Daerah </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">provinsi atau lintas negara;</span></li>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">negatifnya lintas Daerah provinsi atau lintas negara;</span></li>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Pemerintah Pusat; dan/atau</span></li>
<li><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Urusan Pemerintahan yang peranannya strategis bagi </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">kepentingan nasional.</span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Berdasarkan </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi <b>kewenangan </b></span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><b>Daerah provinsi</b> adalah:</span></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<ul><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">
<li>Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah kabupaten/kota;</li>
<li>Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas Daerah kabupaten/kota;</li>
<li>Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas Daerah kabupaten/kota; dan/atau</li>
<li>Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Daerah Provinsi.</li>
</span></ul>
<div>
<div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Berdasarkan prinsip kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah kabupaten/kota adalah:</span></div>
<div>
<ul><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">
<li>Urusan Pemerintahan yang lokasinya dalam Daerah kabupaten/kota;</li>
<li>Urusan Pemerintahan yang penggunanya dalam Daerah kabupaten/kota;</li>
<li>Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya hanya dalam Daerah kabupaten/kota; dan/atau</li>
<li>Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Daerah kabupaten/kota.</li>
</span></ul>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: blue;"><b>Artikel Definienda Lainnya dapat dibuka melalui laman ini:</b></span> </div>
<ul><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">
</span></ul>
</div>
</div>
</div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">
</span></div>
Agus Priyono - Bangka Belitunghttp://www.blogger.com/profile/13756042705855589797noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8955970662490577484.post-82911080040286471572015-10-26T21:55:00.002+07:002015-11-10T22:11:13.893+07:00Definisi Anak Berkebutuhan Khusus<div style="text-align: justify;">
<i>Definienda</i>: Menurut Zainal Alimin, Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memiliki cakupan yang sangat luas. Dalam paradigma pendidikan kebutuhan khusus keberagaman anak sangat dihargai. Setiap anak memiliki latar belakang kehidupan budaya dan perkembangan yang berbeda-beda, dan oleh kaarena itu setiap anak dimungkinkan akan memiliki kebutuhan khusus serta hambatan belajar yang berbeda beda pula, sehingga setiap anak sesungguhnya memerlukan layanan pendidikan yang disesuiakan sejalan dengan hambatan belajar dan kebutuhan masing-masing anak <b><i>Anak berkebutuhan khusus dapat diartikan sebagai seorang anak yang memerlukan pendidikan yang disesuiakan dengan hambatan belajar dan kebutuhan masing-masing anak secara individual.</i></b></div>
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7z7EKiX_N2jnTXXY6XEDyYZK-yvgAerVbs9mouucIc-PVztyxcWk9rD8tqOt6GT_25MNUEsx_nZi9U3-xOU-iCl7QM-oJzSz3_XoUpvIZkg7_TT9zJLivMPofPS6a1RkAfDcGaEkwxTjT/s1600/Anak+Berkebutuhan+khusus+%2528susah+konsentrasi%2529+Learning+Disabilities.gif" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7z7EKiX_N2jnTXXY6XEDyYZK-yvgAerVbs9mouucIc-PVztyxcWk9rD8tqOt6GT_25MNUEsx_nZi9U3-xOU-iCl7QM-oJzSz3_XoUpvIZkg7_TT9zJLivMPofPS6a1RkAfDcGaEkwxTjT/s400/Anak+Berkebutuhan+khusus+%2528susah+konsentrasi%2529+Learning+Disabilities.gif" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="font-size: xx-small;">Anak Kesulitan Belajar adalah Contoh Anak Berkebutuhan Khusus (Adhd-Centre.Com)</span></i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Lebih jauh Alimin mengungkapkan bahwa cakupan konsep anak berkebutuhan khusus dapat dikategorikan menjadi dua kelompok besar yaitu anak berkebutuhan khusus yang bersifat sementara (<i>temporary</i>) dan anak berkebutuhan khusus yang besifat menetap (<i>permanent</i>).</div>
<br />
<b>Anak Berkebutuhan Khusus Bersifat Sementara</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Anak berkebutuhan khusus yang bersifat sementara (<i>temporary</i>) adalah anak yang mengalami hambatan belajar dan hambatan perkembangan disebabkan oleh faktor-faktor eksternal. Misalnya seorang anak perempuan yang mengalami gangguan emosi karena trauma akibat diperekosa sehingga anak ini tidak dapat belajar. Pengalaman traumatis seperti itu bersifat sementra tetapi apabila anak ini tidak memperoleh intervensi yang tepat boleh jadi akan menjadi permanent. Anak seperti ini memerlukan layanan pendidikan kebutuhan khusus, yaitu pendidikan yang disesuikan dengan hambatan yang dialaminya tetapi anak ini tidak perlu dilayani di sekolah khusus (contoh SLB). Di sekolah biasa banyak sekali anak-anak yang mempunyai kebutuhan khusus yang bersifat temporer, dan oleh karena itu mereka memerlukan pendidikan yang disesuiakan yang disebut pendidikan kebutuhan khusus.</div>
<br />
<b>Anak Berkebutuhan Khusus Permanen</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Anak berkebutuhan khusus yang bersifat permanen adalah anak-anak yang mengalami hambatan belajar dan hambatan perkembangan yang bersifat internal dan akibat langsung dari kondisi kecacatan, yaitu seperti anak yang kehilangan fungsi penglihatan, pendengaran, gangguan perkembangan kecerdasan dan kognisi, gangguan gerak (motorik), gannguan iteraksi-komunikasi, gannguan emosi, sosial dan tingkah laku. Dengan kata lain anak berkebutuhan khusus yang bersifat <i>permanent</i> sama artinya dengan anak penyandang kecacatan (disabilitas/<i>disabled</i>).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Istilah anak berkebutuhan khusus <b>bukan merupakan</b> terjemahan atau kata lain dari anak penyandang cacat (<i>disabled</i>), tetapi anak berkebutuhan khusus mencakup spektrum yang luas yaitu meliputi anak berkebutuhan khusus <i>temporer</i> dan anak berkebutuhan khusus <i>permanen</i> (penyandang cacat). Oleh karena itu apabila menyebut anak berkebutuhan khusus selalu harus diikuti ungkapan termasuk anak penyandang cacat. Jadi anak penyandang cacat merupakan bagian atau anggota dari anak berkebutuhan khusus. Oleh karena itu konsekuensi logisnya adalah lingkup garapan pendidikan kebutuhan khusus menjadi sangat luas, berbeda dengan lingkup garapan pendidikan khusus yang hanya menyangkut anak penyandang cacat (penderita disabilitas/<i>disabled</i>)</div>
<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
Bacaan:</div>
<div style="text-align: right;">
Zainal Alimin</div>
<div style="text-align: right;">
<a href="http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195903241984031-ZAENAL_ALIMIN/MODUL_1_UNIT_2.pdf">Jurusan PLB, UPI Bandung</a></div>
Agus Priyono - Bangka Belitunghttp://www.blogger.com/profile/13756042705855589797noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955970662490577484.post-79714669983904187642015-10-26T21:17:00.000+07:002015-11-10T22:15:44.294+07:00Definisi Actio Pauliana<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><i>Definienda</i>: Actio Pauliana adalah suatu upaya hukum untuk menuntut pembatalan perbuatan-perbuatan hukum debitor yang merugikan kreditornya, misalnya hibah yang sengaja dilakukan debitor sebelum dirinya dinyatakan pailit yang mengurangi/membuat mustahil pemenuhan pembayaran utang-utangnya.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMavNZbP1zkRkbfjYyh64NVsIyKerjMxwF2nIxVEdflquNOj3Y-pQOB3gITz3lYQF8RNE4EpHqufguNszpNzpp8wJlHJ-u5kyArSF4SiuxLyd9sTGAaFr0z4-bzV_E-ic_wjw6jvrje1ys/s1600/Actio+Pauliana%252C+Bankrupt+alias+Bangkrut%252C+Pailit.png" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMavNZbP1zkRkbfjYyh64NVsIyKerjMxwF2nIxVEdflquNOj3Y-pQOB3gITz3lYQF8RNE4EpHqufguNszpNzpp8wJlHJ-u5kyArSF4SiuxLyd9sTGAaFr0z4-bzV_E-ic_wjw6jvrje1ys/s400/Actio+Pauliana%252C+Bankrupt+alias+Bangkrut%252C+Pailit.png" width="400" /></a></span></div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Yang perlu diketahui bahwa Actio Paulina dilakukan oleh kurator dan kreditor misalnya dilakukan pada kasus pinjam meminjam yang dilakukan oleh debitor serta pembayaran utang yang belum atau tidak dapat ditagih.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Secara khusus Actio Pauliana diatur dalam Pasal 41 Ayat (1) dan Ayat (2) UU Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UUK). </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Untuk kepentingan harta pailit, kepada Pengadilan dapat dimintakan pembatalan segala perbuatan hukum Debitor yang telah dinyatakan pailit yang merugikan kepentingan Kreditor, yang dilakukan sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Pasal 16 ayat (1) UU No 37 Tahun 2004 menyatakan bahwa :</span><br />
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Kurator berwenang melaksanakan tugas pengurusan dan/atau pemberesan atas harta pailit sejak tanggal putusan pailit diucapkan meskipun terhadap putusan tersebut diajukan kasasi atau peninjauan kembali.</span></blockquote>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Oleh karena itu, kewenangan kurator untuk melakukan Actio Pauliana dimulai sejak putusan pailit diucapkan oleh Pengadilan Niaga, tidak perlu menunggu sampai putusan pailit tersebut berkekuatan hukum tetap. </span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Actio Pauliana dapat dibatalkan, jika memenuhi persyaratan:</span><br />
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 13.65pt; margin-bottom: 3.0pt;">
</div>
<ol>
<li><span style="color: #333333; line-height: 13.65pt;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Dilakukan Actio
Pauliana tersebut untuk kepentingan harta pailit ;</span></span></li>
<li><span style="color: #333333; line-height: 13.65pt;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Debitor telah
melakukan suatu perbuatan hukum;</span></span></li>
<li><span style="color: #333333; line-height: 13.65pt;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Debitur tersebut telah
dinayatakan pailit, jadi tidak cukup misalnya jika terhadap debitur tersebut
hanya diberlakukan penundaan kewajiban pembayaran hutang (PKPU) ;</span></span></li>
<li><span style="color: #333333; line-height: 13.65pt;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Perbuatan hukum
dimaksud telah merugikan kepentingan Kreditor;</span></span></li>
<li><span style="color: #333333; line-height: 13.65pt;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Perbuatan hukum
tersebut dilakukan sebelum pernyataan pailit ditetapkan;</span></span></li>
<li><span style="color: #333333; line-height: 13.65pt;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Kecuali dalam hal-hal
berlaku pembuktian terbalik, dapat dibuktikan bahwa pada saat melakukan
perbuatan hukum tersebut Debitor mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa
perbuatan hukum tersebut akan merugikan Kreditor;</span></span></li>
<li><span style="color: #333333; line-height: 13.65pt;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Kecuali dalam hal-hal
berlaku pembuktian terbalik, dapat dibuktikan bahwa pada saat melakukan
perbuatan hukum tersebut dilakukan pihak dengan siapa perbuatan hukum itu
dilakukan mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa perbuatan hukum tersebut
akan mengakibatkan kerugian bagi Kreditor;</span></span></li>
<li><span style="color: #333333; line-height: 13.65pt;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Perbuatan hukum
tersebut bukan merupakan Perbuatan hukum yang wajib dilakukan, yaitu tidak
diwajibkan oleh perjanjian atau undang-undang, seperti membayar pajak misalnya.</span></span></li>
</ol>
<div>
<span style="color: #333333; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="color: #333333; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="color: #333333; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">bahan bacaan:</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="color: #333333; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">UU No. 37 Tahun 2004</span></div>
<br />
<br />Agus Priyono - Bangka Belitunghttp://www.blogger.com/profile/13756042705855589797noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955970662490577484.post-41880698812229863892015-09-09T09:07:00.002+07:002015-12-03T07:34:34.048+07:00Nadia Rahmawati, dkk #2: Tes Intelegensi, Kapan Dimulai<i>Definienda</i>: Dari beberapa literatur, sejarah uji intelegensi atau kecerdasan p<span style="color: #1d1b11; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">ada awalnya telah dipraktekan di Kekaisaran Tiongkok sejak
sebelum dinasti Han, yang dilakukan oleh seorang Jenderal di Kekaisaran Tiongkok, untuk menguji rakyat
sipil yang ingin menjadi anggota legislatif berdasarkan pengetahuan menulis klasik,
persoalan administratif dan manajerial.<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjq2hL2rJQCehlC1LgbwOOGVoksYZBduasSGNtuRhEfjjOteabQCZBXoPlqzfmodDm9qDrgqc7kgpJJWJm5FrTprt6ETTjaN-tUiEJcdqHRjl0TKkQ0puSO0MzKtlsqMTSGvvAH9QMiS-md/s1600/Definisi+Kecerdasan+atau+Intelegensi+menurut+Binet.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjq2hL2rJQCehlC1LgbwOOGVoksYZBduasSGNtuRhEfjjOteabQCZBXoPlqzfmodDm9qDrgqc7kgpJJWJm5FrTprt6ETTjaN-tUiEJcdqHRjl0TKkQ0puSO0MzKtlsqMTSGvvAH9QMiS-md/s400/Definisi+Kecerdasan+atau+Intelegensi+menurut+Binet.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 11.2px; line-height: 16.8px; text-indent: 0px;">kebumenmuda.com</span></td></tr>
</tbody></table>
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="color: #1d1b11; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-no-proof: yes;">Kemudian dilanjutkan sampai pada masa dinasti Han (200 SM-
200 M), namun seleksi ini tidak lagi untuk legislatif saja, tetapi mulai
merambah pada bidang militer, perpajakan, pertanian, dan geografi. Meskipun
diawali dengan sedikit mencontoh pada seleksi militer perancis dan Inggris.
Sistem ujian telah disusun dan berisi aktivitas yang berbeda, seperti tinggal
dalam sehari semalam dalam kabin untuk menulis artikel atau puisi, hanya 1%
sampai dengan 7% yang diijinkan ikut ambil bagian pada ujian tahap kedua yang
berakhir dalam tiga hari tiga malam. Menurut Gregory (1992), seleksi ini keras
namun dapat memilih orang yang mewakili karakter orang Tiongkok yang kompleks.
Tugas-tugas militer yang berat cukup dapat dilakukan dengan baik oleh para pegawai
yang diterima dalam seleksi fisik dan psikologi yang intensif <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="color: #1d1b11; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-no-proof: yes;">Tokoh-tokoh yang berperan antara lain adalah Wundt. Beliau
merupakan psikolog pertama yang menggunakan laboratorium dengan penelitiannya
mengukur kecepatan berpikir. Wundt mengembangkan sebuah alat untuk menilai
perbedaan dalam kecepatan berpikir. Sedangkan Cattel (1890) menemukan tes
mental pertama kali. Yang memfokuskan pada tidak dapatnya membedakan antara
energi mental dan energi jasmani. Meskipun Pada dasarnya tes mental temuan
Cattel ini hampir sama dengan temuan Galton.<o:p></o:p></span><br />
<span style="color: #1d1b11; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-no-proof: yes;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="color: #1d1b11; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-no-proof: yes;">Tokoh yang tak kalah pentingnya adalah Alfred Binet.
Selain kontribusi nyata pribadi beliau dengan menciptakan tes intelegensi,
beliau juga bekerja sama dengan Simon (1904) untuk membuat instrumen pengukur
intelegensi dengan skala pengukuran level umum pada soal- soal mengenai
kehidupan sehari- hari. Perkembangan selanjutnya dua tokoh ini mengembangkan
penggunaan tes intelegensi dengan tiga puluh items pertanyaan yang berfungsi
mengidentifikasikan kemampuan integensi seseorang. Tahun 1912, Binet dan Simon membagi <i>mental
age</i> dengan <i>cronological age</i> sehingga muncul konsep Intelegence Quotient (IQ).<o:p></o:p></span><br />
<span style="color: #1d1b11; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-no-proof: yes;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="color: #1d1b11; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-no-proof: yes;">Tokoh selanjutnya yang cukup berperan adalah Spearman dan
Persun, dengan menemukan perhitungan korelasi statistik. Perkembangan
selanjutnya dibuatlah suatu standar internasional yang dibuat di Amerika
Serikat berjudul “<i>Standards for Psychological and Educational Test</i>” yang
digunakan sampai sekarang. Kini tes psikologi semakin mudah, praktis, dan
matematis dengan berbagai macam variasinya namun tanpa meninggalkan pedoman
klasiknya. Psikodiagnostik adalah sejarah utama dari tes psikologi atau yang
juga disebut psikometri. <b><o:p></o:p></b></span><br />
<span style="color: #1d1b11; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-no-proof: yes;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Penulis:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
Nadia Rahmawati, </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
Ajeng Septiana W. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
Riris Setya Rini, </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
Iwan Budi Santoso, dan </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
Nisa Ulil Armina</div>
</div>
Agus Priyono - Bangka Belitunghttp://www.blogger.com/profile/13756042705855589797noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955970662490577484.post-2702005789517231452015-09-09T08:22:00.003+07:002015-11-10T22:16:32.080+07:00Nadia Rahmawati, dkk #1: Kecerdasan <div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><i>Definienda</i>: Menurut pendekatan psikometris, kecerdasan dianggap sebagai sifat psikologis yang berbeda pada setiap individu. Kecerdasan bersifat dapat diperkirakan<i> (can be estimated)</i> dan diklasifikasikan berdasarkan hasil uji intelegensi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Alfred Binet yang dikenal sebagai seorang psikolog dan juga pengacara (ahli hukum) dan dianggap telah mengembangkan pengukuran intelegensi yang pertama kali mengatakan kecerdasan adalah kemampuan yang terdiri dari tiga komponen:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Alfred Binet bersama dengan Theophile Simon mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan yang terdiri dari 3 komponen, yaitu :</span></div>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">kemampuan untuk mengarahkan fikiran atau mengarahkan tindakan,</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan, dan</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">kemampuan untuk mengeritik diri sendiri atau melakukan <i>autocriticism</i></span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><i> </i></span></li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Menurut Binet kecerdasan atau sering disebut intelegensi merupakan sesuatu yang fungsional sehingga tingkat perkembangan individu dapat diamati dan dinilai berdasarkan kriteria tertentu. Apakah seseorang cukup cerdas atau tidak, dapat dinilai berdasarkan pengamatan terhadap cara dan kemampuan sesorang melakukan tindakan dan kemampuan mengubah arah tindakan apabila dibutuhkan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKiuBFVhOSl46VSDthaLhwMt9VLk09iXFgXxAw44Qnf111V25uU2CstrOAVgJrzNEl26oxTBCrttD9Anc0j_lU-Ngy8C4BI9Zjf_ZjXd9-8vWDT74dZuTrKKyC3Zr0UNUVJbfL6zhTBXQG/s1600/Definisi+Kecerdasan+atau+Intelegensi+menurut+Binet.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKiuBFVhOSl46VSDthaLhwMt9VLk09iXFgXxAw44Qnf111V25uU2CstrOAVgJrzNEl26oxTBCrttD9Anc0j_lU-Ngy8C4BI9Zjf_ZjXd9-8vWDT74dZuTrKKyC3Zr0UNUVJbfL6zhTBXQG/s400/Definisi+Kecerdasan+atau+Intelegensi+menurut+Binet.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">kebumenmuda.com</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Hasil karya terbesar dari Alfred Binet di bidang psikologi adalah apa yang sekarang ini dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Intelegensi menurut Alfred Binet merupakan lebih dari sekedar jumlah fungsi yang mandiri, oleh karena itu tingkah laku yang dianggap intelegen hendaknya dimiliki berdasarkan pada aktivitas-aktivitas yang menggabungkan berbagai macam ite. Binet berpendapat bahwa tingkat intelegensi dapat dibuktikan dari tanggapan orang-orang pada semua umur terhadap situasi yang ada dilingkungan sekitarnya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Dalam perkembangannya, Binet dengan rekan sejabatnya Theophile Simon mengembangkan suatu metode yang membedakan intelegensi anak normal dengan anak lemah pikir yang dikenal dengan tes Binet-Simon. Kemudian Tes Binet direvisi pada tahun 1916 di standford university menjadi tes Stanford Binet, ini bertujuan untuk dapat digunakan (khususnya) di Amerika Serikat pada waktu itu. </span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Penulis:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
Nadia Rahmawati, </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
Ajeng Septiana W. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
Riris Setya Rini, </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
Iwan
Budi Santoso, dan </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
Nisa Ulil Armina<o:p></o:p></div>
</div>
Agus Priyono - Bangka Belitunghttp://www.blogger.com/profile/13756042705855589797noreply@blogger.com0